Fimela.com, Jakarta "Setiap pasangan punya masalahnya sendiri, kami baik-baik saja."
"Aku hanya perlu berusaha lebih baik lagi dan tidak boleh egois."
"Sumber masalahnya adalah aku, jadi aku yang harus memperbaikinya."
Advertisement
Merasa familier dengan alasan-alasan di atas? Saat kita sadar berada dalam hubungan yang abusive, terkadang kita terlalu takut untuk menghadapi kenyataan yang ada. Kita membuat banyak alasan yang membenarkan kita untuk tetap bertahan bersama orang yang salah. Parahnya lagi seringkali kita malah mengorbankan kebahagiaan kita sendiri.
Dilansir dari psychcentral.com, korban cenderung justru yang berusaha mengurangi tindak kekerasan. Kekerasan yang dimaksud tak hanya yang melukai fisik tapi juga yang berpengaruh pada kondisi emosi dan psikologis. Masih banyak orang yang bertahan dalam sebuah hubungan yang abusive meski sudah menyadari pasangannya sering bertindak kasar. Menjauh dan menghindari pasangan yang kasar seringkali memang tak mudah, tapi bukan berarti kita tak bisa melakukannya.
Sadari Bahwa Tindak Kekerasan Tak Bisa Ditoleransi Begitu Saja
Seperti yang dikutip dari jurnalperempuan.com, menurut Catatan Tahunan 2019 Komnas Perempuan, kasus kekerasan terhadap perempuan pada tahun 2019 ini ada kenaikan sebanyak 14%, dengan jumlah kasus sebanyak 406.178 kasus. Mariana Amiruddin (Komisioner Komnas Perempuan) menjelaskan bahwa ditemukan fakta baru tentang kekerasan terhadap perempuan yang meliputi perkosaan dalam pernikahan (marital rape), incest, kekerasan dalam pacaran (KDP), cybercrime, dan kekerasan seksual pada perempuan disabilitas.
Untuk bisa meninggalkan pasangan yang kasar dan selalu melakukan tindak kekerasan, kita perlu pahami dulu bahwa tindak kekerasan tak bisa ditoleransi begitu saja. Kita perlu benar-benar menyiapkan mental dan bertekada meninggalkan hubungan yang beracun tersebut. Dengan memasikan kita sudah benar-benar siap, maka kita akan lebih berani mengambil tindakan selanjutnya.
BACA JUGA
Â
Advertisement
Mencari Bantuan dari Pihak Terpercaya
Kita akan selalu butuh bantuan dan dukungan untuk bisa keluar dari hubungan yang abusive. Carilah bantuan dan dukungan dari orang terpercaya. Bisa dari pihak keluarga kita hingga ke pihak yang berwenang. Ada saatnya membawa persoalan ke ranah hukum bila tindak kekerasan yang telah dilakukan sudah benar-benar melewati batas.
Berlindung ke Tempat yang Aman
Pasangan yang kasar bisa bertindak nekat. Kita perlu memastikan kita berada di tempat yang aman. Cari tempat berlindung yang bisa memberi jaminan keselamatan kita. Jangan beri celah sedikit pun untuknya bisa kembali melacakmu. Melindungi diri ini penting dilakukan supaya kita juga bisa segera pulih dari luka dan trauma yang ada.
Luangkan Waktu untuk Memulihkan Diri
Kita perlu bahagia. Kita juga perlu waktu untuk sembuh. Untuk bisa sembuh dari semua luka dan trauma yang pernah dirasakan pastinya akan butuh proses. Luangkan waktu untuk memulihkan diri. Izinkan diri untuk melakukan berbagai usaha terbaik untuk kembali merasa nyaman.
Untuk terlepas dari cengkeraman pasangan yang kasar selalu ada tantangannya sendiri. Prosesnya pun mungkin tak semudah yang kita bayangkan. Tapi kita selalu punya kekuatan untuk melakukan yang terbaik demi diri kita. Saatnya untuk merdeka dari hubungan yang beracun dan memperjuangkan kebahagiaan kita.
Â
#GrowFearless with FIMELA