Fimela.com, Jakarta Mati listrik pada hari Minggu (4/7/2019) menimpa banyak wilayah di pulau Jawa. Banyak kegiatan lumpuh karena tiadanya listrik, tak terkecuali sejumlah moda transportasi. Belum lagi, soal sinyal provider komunikasi yang turut lenyap.
BACA JUGA
Advertisement
Tak dapat dipungkiri, banyak pihak yang dirugikan oleh kejadian ini. Namun di luar masalah teknis dan hitungan ekonomi, ada hikmah di balik kejadian mati lampu yang melanda sampai total blackout kemarin.
Mengembalikan keintiman dengan orang terdekat
Hilangnya listrik selama beberapa jam kemarin seperti "memaksa" kita untuk kembali menikmati momen intim bersama orang terdekat. Kapan terakhir kali kita berkumpul dan 'fully present' dengan keluarga atau tetangga, tanpa gangguan gadget atau terdistraksi dengan siaran di tv?
Dalam kondisi seperti kemarin, berinteraksi dengan sekitar adalah hiburan mewah agar tak melulu sepi dan kesal meratapi mati listrik dan lenyapnya sinyal.
Advertisement
Sukses Earth Hour
Memang kejadian kemarin tidak disengaja dan menimbulkan banyak kerugian, namun jika tidak ada ini, kapan kita bisa benar-benar sukses menerapkan earth hour besar-besaran?
Selama kurang lebih 8 jam listrik padam dan gelap total di sejumlah wilayah. Anggap saja, kita memberi waktu istirahat sejenak untuk bumi yang biasa kita rusak dengan pemakaian listrik tak keruan.
Udara lebih bersih
Sudah beberapa waktu belakangan kita, khususnya yang tinggal di Jakarta dan sekitarnya, mengeluhkan kualitas udara yang buruk. Belum ada tindak lanjut atas masalah polusi tersebut, namun tak dinyana, kejadikan blackout ini memberi solusi yang kita butuhkan.
Terpantau pada Senin (5/7/2019) pagi via aplikasi AirVisual, Air Quality Index (AQI) Jakarta berada di level 75 dari skala 0-500. Meski seiring pulihnya aliran listrik, polusi kembali jadi sesuatu yang tak terhindarkan.
#GrowFearless with FIMELA