Fimela.com, Jakarta Setiap perempuan punya cara berbeda dalam memaknai pernikahan. Kisah seputar pernikahan masing-masing orang pun bisa memiliki warnanya sendiri. Selalu ada hal yang begitu personal dari segala hal yang berhubungan dengan pernikahan, seperti kisah Sahabat Fimela yang diikutsertakan dalam Lomba Menulis Fimela Juli: My Wedding Matters ini.
***
Oleh: C - Semarang
Advertisement
Aku bukanlah gadis yang kaku dan pemalu tapi prinsip hidupku membuatku sulit berkomitmen. Bersikukuh menikah di usia 27 tahun adalah mimpiku, awalnya. Orang tuaku santai menanggapi celotehanku tentang itu hingga suatu hari tiba tiba ayahku ingin sekali melihatku duduk di pelaminan, menemaniku, dan menjadi wali nikahku.
Aku dan ibuku syok tertawa terbahak-bahak mendengar permintaan itu. Bagaimana tidak, di usia 23 tahun aku belum memiliki seorang kekasih dan baru saja menikmati dunia kerja. Aneh memang mendengar permintaan ayahku karena kala itu beliau sangat setuju aku menikah di usia 27 tahun. “Jangan khawatir, Nak, jodoh akan segera menjemputmu," nasihat ayahku.
Dua bulan berselang setelah drama itu, aku mempertemukan ayahku dengan seorang lelaki yang menurutku bisa jadi alasan untuk menjawab permintaan ayahku. Tanpa basa-basi ayahku meminta untuk segera dilangsungkan pernikahan. Lelaki itu baru aku kenal, usianya satu tahun dia lebih muda dariku, nampak sopan dan bertanggung jawab.
Advertisement
Ayah Pergi untuk Selamanya
Mendengar permintaan itu kekasihku mengiyakan untuk membuktikan keseriusan hubungan kami. Aku menangis sejadi-jadinya tidak siap pikiranku masih jauh dari pernikahan. Aku yakinkan diriku sendiri bahwa aku mampu menjalaninya. “Ya, aku siap menikah." Tapi aku tidak pernah melihat ayahku sebahagia ini melihatku duduk di pelaminan.
Benar saja mungkin ini pertanda bagi ayahku, selang satu bulan setelah pernikahan ayahku jatuh sakit. Aku harus bolak balik ke rumah sakit karena beliau didiagnosa menderita liver. Beliau selalu berkata akan baik-baik saja dan senang karena aku sudah menikah. Setelah dua minggu perawatan di rumah sakit, ayahku akhirnya meninggal dunia. Aku sedih dan terpukul tapi aku bersyukur bisa mengabulkan permintaan terakhir ayahku. Bahagiakanlah orangtua turutilah permintaannya selagi kita sanggup dan beliau masih ada.
#GrowFearless with FIMELA