Fimela.com, Jakarta Pernikahan di Indonesia bukan hanya perkara menyatukan dua hati. Tetapi, juga soal menyatukan dua keluarga yang sangat berbeda. Tentu saja, buka hanya masalah menyatukan banyak kepala, tetapi masalah keuangan juga pasti ada.
Kerap kali calon pasangan pengantin kesulitan untuk merencanakan budget pesta pernikahan. Dalam acara Bincang Shopee bersama Weddingku, Publisher & COO Weddingku, Reza Paramita mengatakan perkembangan industri wedding di Indonesia selama ini sangat baik.
Advertisement
BACA JUGA
Rata-rata, umur pernikahan orang Indonesia memiliki 2 fase. Umur 20-25 dan 26-30 tahun. Usia 20 tahun merupakan jumlah yang paling banyak menikah.
"Usia-usia ini yang kerap disebut sebagai milenials. Kreativitas anak-anak milenials ini semakin berkembang, karena mereka menganggap sebuah pernikahan adalah impian. Dulu, vendor pilihan banyak sekali. Rupanya juga banyak. Sehingga penting bagi mereka untuk memilih dengan bijaksana, sesuai dengan apa yang dinginkan, tetapi juga sesuai dengan keuangan mereka," jelas Reza.
Namun, masih banyak pula calon pasangan yang masih bingung bagaimana cara mengelola dan merencanakan keuangan untuk pernikahan mereka. Salah metode, akhirnya malah menjadi over budget.
Advertisement
Lifestyle yang Bikin Mahal
Menurut Reza pula, biaya pernikahan sebenarnya tidak mahal. Namun, yang dapat membuat biaya membengkak adalah lifestyle. Karena, biaya pernikahan selain prosesi pernikahan secara agama dan negara biayanya terbilang rendah. Namun karena harus menyesuaikan dengan lifestyle, akhirnya menjadi tinggi.
"Yang mahal bukan nikahnya tapi lifestyle. Budget standar dari segi perencanaan wedding balik lagi ke budget yang sudah disiapkan. Karena, berapa pun budgetnya, pernikahan bisa terwujud. Tinggal disesuaikan saja angkanya. Di Weddingku kita banyak vendor yang bisa mengikuti kebutuhan kita. Bisa di-custom," katanya.
Pernikahan Adat Masih Bisa Direncanakan dengan Biaya Sesuai Budget
Selain itu, Reaza menambahkan, pernikahan yang menggunakan adat memang kadang membutuhkan budget yang mahal. Adat memang sakral. Namun, menurutnya tetap ada yang bisa di-press dan di-cut.
"Kalau melihat dari sisi adat, beberapa yayasan menjelaskan beberapa prosesi adat beserta maknanya. Jadi, kamu bisa pilih lagi, sampai di mana kamu mau ikuti prosesi adat itu. Cari mana prosesi adat yang harus diprioritaskan, cari juga mana yang bisa kamu cut," katanya.
Jadi, bagaimana pun pernikahan impianmu bisa diwujudkan dan disesuaikan dengan budget yang Sahabat Fimela miliki. Jadi, jangan takut untuk mencoba menjabarkan keinginan dan impian prosesi pesta pernikahan kepada vendor, kemudian baru disesuaikan dengan budget yang ada.
#Growfearless with FIMELA