Fimela.com, Jakarta Setiap perempuan punya cara berbeda dalam memaknai pernikahan. Kisah seputar pernikahan masing-masing orang pun bisa memiliki warnanya sendiri. Selalu ada hal yang begitu personal dari segala hal yang berhubungan dengan pernikahan, seperti kisah Sahabat Fimela yang diikutsertakan dalam Lomba Menulis Fimela Juli: My Wedding Matters ini.
***
Oleh: Jesika - Bogor
Advertisement
Orang tua adalah karunia Tuhan yang diberikan kepada kita sebagai manusia. Ibu yang bertaruh hidup untuk melahirkan kita dan ayah yang berpeluh tiap hari untuk menghidupi kita dengan layak hingga dewasa. Banyak orang berpendapat bahwa restu orangtua adalah salah satu hal yang sakral buat sepasang kekasih agar mantap menuju mahligai pernikahan. Aku setuju dan juga tidak. Bagaimanapun hubungan adalah tanggung jawab dan keinginan dari kedua calon mempelai, tapi kudengar cerita temanku, tanpa restu, hubungan mereka pun terasa sangat sulit. Ingin bertemu saja banyak sekali rintangan. Tak jarang hubungan mereka yang tanpa restu tidak berakhir indah dan sering pula pasangan yang tidak direstui memilih untuk saling mengalah, saling menyakiti satu sama lain, dan akhirnya meninggalkan satu sama lain.
Hal ini membuatku dilema berat sebagai seorang perempuan dengan titel anak semata wayang, menaklukkan hati kedua orang tuaku bukan perkara mudah. Menikah adalah suatu keputusan yang sangat besar dalam hidup. Menikah adalah proses penyatuan dua keluarga bukan hanya dua insan saja. Maka sebagai anak tunggal tentu orangtuaku akan sangat selektif mengenai ini. Kadang aku berpikir, apa restu ini sedemikian besar manfaatnya untukku? Mengingat yang ke depan menjalankan pernikahan adalah kami berdua, bukan orangtuaku.
Advertisement
Dengan atau Tanpa Restu
Banyak temanku yang berkeluh kesah bahwa awalnya orangtua mereka sangat memberikan restu kepada mereka namun ketika ada masalah di tengah pernikahan kadang orangtua baru curhat bahwa sebenarnya mereka tidak 100% setuju dengan pasangan mereka. Mendengar cerita seperti itu aku berpikir, wow ternyata hubungan yang direstui saja ternyata punya masalahnya sendiri. Bagaimana yang tidak direstui? Tapi di lain sisi aku melihat beberapa pernikahan temanku yang lain yang awalnya sama sekali ditentang orang tua malah berbalik 180 derajat ketika mereka sudah bersama. Orang tua pada intinya akan bahagia ketika anaknya pun bahagia. Mereka yang awalnya berkeluh kesah dengan pilihan anaknya pun berbalik mendukung dan menyayangi menantunya seperti anak sendiri. Ya memang cerita pernikahan dan restu orangtua tidak pernah ada habisnya.
Aku sendiri berpikir bahwa sudah semestinya berdiri sebagai orang dewasa yang memiliki pendirian dan juga logika. Menurutku, restu orang tua bukanlah hal yang mutlak dan hal ini akan datang dengan sendirinya ketika kamu dan pasanganmu sudah sangat siap untuk menuju jenjang pernikahan. Jangan takut untuk pasangan yang belum mendapatkan restu, terus berusaha dan memperbaiki diri dan hubungan kalian. Ketika kalian berdua sudah siap melangkah, aku yakin semuanya akan baik saja. Saat ini aku juga sedang mengusahakan hal ini dan aku percaya semua ada waktunya.
#GrowFearless with FIMELA