Fimela.com, Jakarta Mudah sekali bagi kita untuk membandingkan hidup kita dengan orang lain. Bagaimana tidak, setiap kali kita membuka akun media sosial kita akan langsung dihadapkan pada etalase kehidupan orang lain. Sulit memang untuk menahan diri agar tidak iri dengan kenikmatan hidup orang lain.
Melihat seseorang mengunggah foto bersama keluarga kecilnya di media sosial, kita seringkali dihinggapi rasa iri ingin memiliki raut bahagia yang sama dengan yang ada di foto tersebut. Melihat teman yang sukses dalam karier atau bisa lanjut ke pendidikan yang lebih tinggi, kita iri ingin bisa menginjak anak tangga yang sama dengannya. Bahkan melihat selebritis yang tampak begitu bahagia bisa liburan mewah di luar negeri, kita pun iri tanpa sebab yang pasti. Ah, hari-hari yang dilalui jadi terasa melelahkan karena kita sibuk iri dengan kenikmatan hidup orang lain.
Sekarang saatnya kita berproses untuk jadi pribadi yang lebih dewasa. Tak lagi gampang iri dengan kenikmatan hidup orang lain. Lebih baik fokus meningkatkan kualitas hidup kita sendiri. Meluangkan lebih banyak waktu untuk memenuhi berbagai prioritas utama dalam hidup. Tak lagi membuang-buang terlalu banyak waktu iri dengan kehidupan yang dimiliki orang lain.
Advertisement
Advertisement
We do not mature with age. We mature with the setbacks that we face in life! ― Avijeet Das
Di balik keberhasilan dan kesuksesan orang lain, ada perjalanan dan perjuangan panjang yang digelutinya. Bisa jadi di balik sebuah senyuman ada duka yang sengaja disembunyikan dari banyak orang. Kita tak pernah tahu perjuangan dan masalah yang dihadapi masing-masing orang. Jadi, daripada iri dengan kenikmatan hidup orang lain, lebih baik kita meningkatkan motivasi diri kita untuk meraih impian dan target-target hidup kita.
Growth doesn’t happen because we’ve accumulated some number of years. Growth happens when we learn. We mature when we are able to triumph over yesterday’s mistakes. Whatever success we have today is because we dared to fail and learned from it. ― Nesta Jojoe Erskine, Unforgettable: Living a Life That Matters
Ada proses yang harus ditempuh untuk menjadi pribadi yang lebih dewasa. Berbagai macam masalah dan ujian pun perlu kita taklukkan untuk bisa menjadi seseorang yang lebih dewasa dalam menyikapi situasi dan keadaan yang ada. Semua itu ada prosesnya masing-masing. Dimulai dari lebih fokus meningkatkan kualitas hidup dan tak lagi terlalu sering iri dengan kenikmatan hidup orang lain, kita bisa menjadi pribadi yang lebih dewasa lagi.
Advertisement
Life isn't static, and sometimes, we don't realize the value of knowledge or even of people, until further down the track, when we're mature enough to truly understand. ― Nalini Singh, Archangel's Heart
Hidup ini dinamis. Kita pun akan terus berputar dalam menjalani hari-hari kita. Tak perlu terlalu sering iri dengan kebahagiaan dan kenikmatan yang didapat orang lain. Sebab kita juga memiliki perjuangan sendiri. Kita punya masalah yang perlu kita selesaikan dan taklukkan sendiri. Bila kita terus menerus tenggelam dalam perasaan iri pada hidup orang lain dan kecewa pada diri sendiri, bagaimana kita bisa menikmati hidup kita?
Saatnya kita menjadi pribadi yang lebih dewasa lagi. Tak perlu berlarut-larut tenggelam dalam drama dan fantasi kehidupan orang lain. Lebih baik kita perbanyak syukur dan mulai mengambil langkah baru untuk hidup yang lebih baik lagi.
#GrowFearless with FIMELA