Fimela.com, Jakarta Punya cerita mengenai usaha memaafkan? Baik memaafkan diri sendiri maupun orang lain? Atau mungkin punya pengalaman terkait memaafkan dan dimaafkan? Sebuah maaf kadang bisa memberi perubahan yang besar dalam hidup kita. Sebuah usaha memaafkan pun bisa memberi arti yang begitu dalam bagi kita bahkan bagi orang lain. Seperti kisah Sahabat Fimela yang diikutsertakan dalam Lomba Menulis Fimela: Sambut Bulan Suci dengan Maaf Tulus dari Hati ini.
***
Oleh: A - Bandung
Advertisement
Memaafkan bukanlah sesuatu yang mudah untuk dilakukan, apalagi yang harus dimaafkan adalah diri sendiri yang sejatinya merupakan musuh terbesar. Kenapa musuh terbesar karena aku harus berperang melawan egoku sendiri. Apakah aku bisa untuk berkata jujur pada diriku sendiri bahwa semua yang terjadi ada salahku dan juga khilaf dari diriku.
Semuanya berawal dari aku yang merasakan kehilangan kasih sayang dari kedua orang tuaku. Mereka berdua memiliki hubungan yang tidak harmonis. Bagiku rumah bukanlah tempat yang aman maupun nyaman untuk aku tempati.
Aku mencari perhatian maupun kasih sayang yang selama ini aku butuhkan sampai akhirnya membawa aku pada sebuah pergaulan bebas. Sementara waktu hal ini membuatku merasa bahagia dan mendapatkan banyak perhatian yang selama ini aku inginkan dari orang tuaku. Namun secara perlahan pergaulan ini seakan membunuhku. Kehidupan aku hancur aku merasa menjadi orang yang buruk, merasa tertekan, tidak menjadi diri sendiri dan semuanya telah merubahku menjadi orang yang pemurung bahkan aku juga kehilangan tujuan hidupku.
Selama bertahun-tahun aku hidup dalam penyesalan. Aku merasa menjadi manusia yang tidak berharga lagi. Aku sekan terus menyalahkan diri sendiri “kalau saja, andai saja, jika saja” itulah kata-kata yang sering ada dalam benakku. Bahkan tak jarang aku juga menyalahkan keadaan dan kedua orang tuaku kenapa mereka tidak pernah hadir saat aku butuhkan.
Semakin aku menyalahkan diri aku sendiri semakin membuat aku hidup dalam keterpurukan. Rasanya kaki ini sulit untuk melangkah ke masa depan karena ada dinding penghalang dan dinding penghalang itu adalah bebanku di masa lalu yang belum aku lepaskan.
Advertisement
Membuat Perubahan
Awal tahun ini aku bertekad untuk melakukan sebuah perubahan dengan sebuah resolusi yaitu memaafkan diriku sendiri agar hidupku jauh lebih lepas dan tenang sehingga dapat melangkah ke masa depan. “Tak peduli seberapa mengecewakan masa lalu, kamu masih punya masa depan yang harus diperjuangkan,” kata-kata inilah yang membuatku mengawali perubahan.
Memaafkan diri sendiri kuawali dengan menyadari meski ada andil orang lain di peristiwa masa lalu namun harus aku akui juga bahwa ada khilafku, ada salahku dan ada kebodohan yang telah aku lakukan dan harus aku sadari bahwa aku adalah manusia biasa yang tentunya tidaklah sempurna. Di depan cermin kupandang diriku sendiri sambil berkata tidak apa-apa pernah berbuat salah, tidak apa-apa pernah melakukan kebodohan yang terpenting sekarang aku bisa mengambil hikmah dari semua kejadian dan menjadikan aku manusia yang jauh lebih baik.
Memaafkan jauh lebih membuatku merasa tenang dan ringan untuk melangkah. Mungkin dulu aku pernah melakukan kesalahan namun kesalahan itu telah menjadikan aku lebih bijaksana dalam menapaki jalan kehidupanku. Dengan memaafkan diri sendiri membuat aku lebih mencintai diri sendiri. Aku tetaplah aku baik dulu maupun sekarang yang jiwanya sangat berharga dan aku mencintai diriku sendiri dengan segala kekurangan maupun kelebihannya.
Simak Video di Bawah Ini
#GrowFearless with FIMELA