Fimela.com, Jakarta Punya cerita mengenai usaha memaafkan? Baik memaafkan diri sendiri maupun orang lain? Atau mungkin punya pengalaman terkait memaafkan dan dimaafkan? Sebuah maaf kadang bisa memberi perubahan yang besar dalam hidup kita. Sebuah usaha memaafkan pun bisa memberi arti yang begitu dalam bagi kita bahkan bagi orang lain. Seperti kisah Sahabat Fimela yang diikutsertakan dalam Lomba Menulis Fimela: Sambut Bulan Suci dengan Maaf Tulus dari Hati ini.
***
Oleh: Ika Wulandari - Palembang
Advertisement
Perselingkuhan dan Permintaan Maaf Darinya menjadi Titik Balik Diriku Mengingat Tuhan
Memaafkan bukanlah suatu hal yang mudah. Terlebih lagi memaafkan orang yang telah menyakiti kita. Walaupun seribu kata maaf telah diucapkannya, namun entah kenapa hati ini merasa sulit sekali untuk memaafkan. Bukan masalah mau tidaknya memaafkan, tapi melihat sikapnya saja membuat hati ini seakan berkata, “Kenapa kita dulu saling kenal kalau harus saling menyakiti? Kenapa harus minta maaf sekarang?” Pertanyaan itu selalu terngiang di kepala saya rasanya kepalaku mau pecah. Dan orang yang menyakiti saya adalah kekasih saya sendiri. Saya harus apa kalau sudah begini. Memaafkan tapi hati ini masih sakit. Tak kumaafkan, dia selalu memohon maaf dariku. Saya harus apa ya Allah?
Saya dan kekasih sudah menjalin hubungan asmara selama 6 tahun. Bayangkan lamanya hubungan itu. Kami berdua selalu berkomitmen untuk selalu menjaga hubungan ini sampai tiba waktunya kita berdua menikah. Tahun lalu dia berniat untuk membawa hubungan ini ke jenjang pernikahan setelah lebaran Idulfitri tahun ini. Tentu saja dengan senang hati saya terima niat tulusnya.
Dari awal pacaran sampai usia pacaran kami 5 tahun, sedikitpun saya tidak menaruh curiga kepadanya. Kami selalu lancar komunikasi bahkan tak jarang hal-hal romantis pun sering kami lakukan. Sampai suatu hari menjelang usia pacaran kami ke-6, dia selalu meminta maaf kepada saya pada saat kami bertemu. Sungguh saya tak mengerti maksudnya apa. Yang saya lihat dari wajahnya saat meminta maaf kepada saya adalah seperti adanya rasa penyesalan di dalam dirinya. Berulang kali saya tanya ada apa. Kenapa meminta maaf terus? Namun, dia hanya diam. Setelah itu, meminta maaf lagi dan lagi.
Kesal dan bingung. Kedua hal itulah yang selalu ada di benak saya saat ini. Sampai akhirnya saya memutuskan untuk mencari tahu sendiri ada apa sebenarnya. Hal apa yang telah ditutupinya sampai dia selalu meminta maaf kepada saya. Karena yang saya tahu sifatnya adalah dia tidak akan meminta maaf jika dia tidak merasa bersalah. Jika dia meminta maaf, berarti dia sudah melakukan sebuah kesalahan yang tidak saya ketahui. Itu logikanya.
Advertisement
Ada Perempuan Lain
Satu minggu sebelum memasuki bulan suci Ramadan, saya mendapat sebuah pesan singkat di handphone. Nomornya sama sekali tak dikenal. Alangkah terkejutnya saya ketika isi dari pesan itu adalah pesan dari seorang perempuan yang kira-kira isi pesannya seperti ini: “Mbak, saya mohon maaf sebelumnya. Sudikah mbak memaafkan diriku. Saya adalah kekasih dari kekasihnya mbak. Kami telah berhubungan selama 6 tahun dan sekarang hamil anaknya. Saya tak tahu lagi harus berbuat apa mbak. Orang tuaku terlanjur mengetahui hal ini. Hati mereka hancur mendapati anak perempuannya hamil di luar nikah. Saya sudah tahu semuanya jika mbak adalah kekasih dari kekasihku juga. Saya mohon sekali sama mbak, izinkan kami berdua untuk menikah demi anak ini. Saya tidak ingin mengaborsi janin ini mbak. Saya takut dosa. Jika saya tidak menikah maka anak ini tidak mempunyai seorang ayah.”
Entah apa yang terlintas di benak perempuan itu. Berani sekali dia mengirimiku pesan seperti itu. Tak lama kemudian, saya menangis sejadi-jadinya. Ternyata ini alasan dia terus-terusan meminta maaf kepadaku. Sejak kapan dia mengenal perempuan itu. Jika dia sudah 6 tahun bersama perempuan itu, berarti dia berselingkuh. Atau saya yang menjadi selingkuhannya. Marah. Hal itulah yang saya rasakan saat ini.
Keesokan harinya, saya langsung menemui dia. Saya minta penjelasan kepada dirinya. Dan dia hanya meminta maaf. Dia mengatakan bahwa dirinya memang berselingkuh pada saat kami berdua sudah pacaran. Dia mengaku khilaf telah melakukan hal itu. Hati ini sudah sangat sakit dibuatnya. Tanpa basa basi, saya memutuskan untuk mengakhiri hubungan ini. Saya tidak ingin anak itu lahir tanpa ayah.
Berusaha Memaafkan
Sebulan setelah kejadian itu, saya mencoba memaafkan dan mengikhlaskannya walaupun berat. Mungkin Allah sayang kepada saya, sehingga dibukakannya rahasia yang selama ini tidak saya ketahui. Di momen bulan suci Ramadan kali ini, saya belajar untuk mengintrospeksi diri. Saya jadi lebih rajin salat yang dulunya salat saya selalu bolong-bolong. Setiap selesai salat, saya rutin mendengar kajian dari ustaz. Maafkan saya ya Allah jika selama ini telah lalai mengingatmu.
Seiring berjalannya waktu, perlahan rasa sakit itu hilang walaupun belum semuanya. Namun, saya sudah mengikhlaskan semuanya. Mungkin dia bukan jodohku. Pada akhirnya, saya sudah memaafkan semuanya, kesalahannya, masa lalu saya, dan juga diri saya sendiri. Saya belajar dari kejadian yang menimpa saya bahwa hanya dengan memaafkan hati akan merasa tenang dan damai.
Advertisement
Simak Video di Bawah Ini
#GrowFearless with FIMELA