Fimela.com, Jakarta Punya pengalaman suka duka dalam perjalanan kariermu? Memiliki tips-tips atau kisah jatuh bangun demi mencapai kesuksesan dalam bidang pekerjaan yang dipilih? Baik sebagai pegawai atau pekerja lepas, kita pasti punya berbagai cerita tak terlupakan dalam usaha kita merintis dan membangun karier. Seperti kisah Sahabat Fimela yang diikutsertakan dalam Lomba Menulis April Fimela: Ceritakan Suka Duka Perjalanan Kariermu ini.
***
Oleh: Pipiet - Jakarta
Advertisement
Hai Fimela,
Bekerja kantoran adalah karier impianku dari tamat SMP. Rasanya senang saja melihat orang-orang rapi bekerja menuju kantor. Namun semua tak segampang yang aku bayangkan, berbekal ijazah SMA dan sertifikat kursus komputer di tahun 2004 rasanya aku sulit sekali mendapat pekerjaan yang sesuai keinginanku. Aku harus mondar mandir mencari lowongan kerja agar aku bisa diterima bekerja di kantor dan alhamdulilah Allah memberiku pekerjaan sesuai keinginanku saat ini.
Banyak sekali suka duka bekerja kantoran, terlihat monoton memang mengerjakan dan ketemu orang yang sama, tapi selalu ada saja pengalaman dan wawasan yang bisa di dapat. Kita juga bisa membaca banyak karakter orang, terutama bos kita. Jauh sebelum aku bekerja di kantor yang sekarang, aku punya atasan yang berkarisma dan penuh tanggung jawab. Dia juga tak segan selalu melindungiku dari serangan teman-teman yang suka julid ataupun pihak yang ingin menggeser posisiku saat itu.
Aku tidak terlalu terbebani dengan segala masalah pekerjaan yang ada karena aku punya atasan yang selalu siap membantu memecahkannya. Banyak yang iri ketika aku mendapatkan perlakuan istimewa darinya, walaupun tidak blak-blakan perhatiannya untukku namun teman-teman rasanya tahu kalau atasanku memperlakukanku berbeda. Untuk menghindari konflik yang dapat mengganggu pekerjaan aku pun minta mutasi (pindah lokasi) walaupun akhirnya aku hengkang juga di kantor itu karena mendapatkan pekerjaan yang baru.
Lain dulu lain sekarang , tidak ada yang bisa pasang dada di saat aku mengalami kesulitan. Aku harus benar-benar mandiri mengandalkan kemampuan, instingku, dan tentu saja Allah ketika ada masalah dalam pekerjaan.
Advertisement
Ada Saja Konflik yang Tak Bisa Dihindari
Pernah suatu hari aku debat dengan direkturku langsung karena suatu hal yang memancing emosi kami tinggi. Suara riuh kantor berubah mencekam ketika suara bosku melengking dan gebrakan tangannya mendarat di meja. Kutahan air mata yang sudah menggenang, rasanya aku tidak terima diperlakukan seperti itu di depan teman kantor, ternyata benar adanya pepatah yang mengatakan tidak ada bos yang salah sekalipun aku benar. Di situ aku merasa sedih tak seharusnya aku membantah kata demi kata, harusnya aku bisa menahan diri jika ingin menyanggah pernyataannya. Hampir seharian aku menangis jika ingat kejadian itu, rasa malu dan sakit membayangiku.
Keesokan harinya bosku memanggilku, tidak ada kata maaf di antara kami. Aku menjawab seperlunya kalau ditanya demikian juga dengan bosku, setidaknya suasana sudah mencair tak sepanas kemarin. Setelah kejadian itu aku benci dan trauma ketika harus meeting dengannya. Tapi aku sadar buat apa aku baper toh bosku akan baik-baik saja, belum tentu mempedulikan perasaanku. Aku ingat kembali tujuan dan niatku bekerja. Walaupun masih tersimpan sedikit rasa sakit hati, aku mencoba untuk legowo dan memaafkan dan berusaha untuk bekerja baik lagi.
Kehidupan selalu punya dua sisi, enak dan tidak enak. Kita tidak bisa memilih akan di posisi mana dan dengan siapa kita bekerja, adaptasi dan memahami watak/karakter orang di sekitar tentu saja sangat dibutuhkan. Jika posisi kita di atas tidak selamanya istilah tidak ada bos/atasan yang salah ini benar adanya, kalau perlu harus dihapuskan, ini akan malah membuat citra bahwa kita arogan dan sombong.
Sebaliknya jika posisi kita di bawah menjadi bawahan yang penurut dan pintar tentu saja disukai oleh atasan. Akan tetapi kita juga harus bisa menyesuaikan diri di berbagai situasi, aktif, dan cerdas dalam bekerja. Yang harus diingat di mana pun kita bekerja konflik akan selalu ada, entah itu dengan teman, atasan bahkan dengan pekerjaan itu sendiri.
Jika kita mengalami kesulitan atau masalah dalam pekerjaan ingatlah tujuan awal kita bekerja. Sebelum surat pengunduran diri menjadi keputusan terakhir yang ditempuh, alangkah baiknya mencoba mencari pekerjaan agar tak ada penyesalan nantinya.