Fimela.com, Jakarta Punya pengalaman suka duka dalam perjalanan kariermu? Memiliki tips-tips atau kisah jatuh bangun demi mencapai kesuksesan dalam bidang pekerjaan yang dipilih? Baik sebagai pegawai atau pekerja lepas, kita pasti punya berbagai cerita tak terlupakan dalam usaha kita merintis dan membangun karier. Seperti kisah Sahabat Fimela yang diikutsertakan dalam Lomba Menulis April Fimela: Ceritakan Suka Duka Perjalanan Kariermu ini.
***
Oleh: K - Jakarta
Advertisement
Dear Fimela,
Sungguh senang sekali saat pertama kali membaca lomba menulis Fimela dengan tema suka duka dalam perjalanan karier. Mungkin tulisan ini merupakan keluh kesah yang saya rasakan dan mungkin juga rekan seprofesi saya.
Call Center Cum. Telemarketing. Itulah profesi yang saya jalani. Mungkin sebagian orang memandang bahwa profesi yang saya jalani ini merupakan pekerjaan mudah. Ya, mungkin benar mudah karena hanya mengangkat saat gagang telepon berdering. Namun tidak mudah saat menjaga kondisi hati dan perasaan.
Pada tiap harinya, saya mengangkat telepon dari berbagai macam karakter manusia yang berada di manapun. Komplain dengan nada meninggi, ketus, hingga langsung menutup telepon yang bahkan kalimat pertama yang saya ucapkan belum selesai diucapkan. Namun, saya harus selalu menyalurkan senyum melalui kata demi kata yang saya ucapkan.
Ya, harus selalu tersenyum di tengah kondisi hati saya yang mungkin saat itu sedang gundah gulana. Mulai dari putus cinta hingga masalah-masalah ngejelimet yang mungkin membuat pikiran saya berakar-akar. Namun, tidak semua customer membuat dahi saya berkerut.
Advertisement
Tetap Semangat Bekerja
Banyak juga customer yang sangat welcome dan mau meluangkan waktunya untuk memuji produk tempat saya bekerja. Meluangkan waktunya untuk mau mendengar dan tertarik dengan produk yang saya tawarkan. Di balik materi yang memang saya cari dalam menjalankan pekerjaan ini, ada satu hal yang membuat saya selalu semangat dan tersenyum, yaitu ucapan terima kasih dari para customer dan “dia” yang posisi duduknya berdekatan dengan saya.
Dia yang merupakan usher saya di kantor. Kharismanya bahkan bagaikan seorang pangeran dari negeri dongeng. Ya, mungkin memang berlebihan. Namun itulah yang memang saya rasakan. Dengan pangkatnya yang bagaikan langit dan bumi, saya tidak mengharapkan dia akan bisa saya dapatkan. Karena dengan hanya melihat sosoknya saja sudah mampu membuat saya betah untuk bekerja di tengah telepon dari para customer yang beraneka macam rupa.
Oh iya, dengan profesi yang sedang saya jalani saat ini banyak juga yang beranggapan remeh karena saya yang bergelar mau menjalankan profesi ini. Terlebih banyak kerabat yang sebaya dengan saya namun posisinya sudah jauh di atas saya. Namun, saya tetap mensyukuri apa profesi yang sedang saya tekuni saat ini. Karena dengan berada di posisi ini pun saya harus bersaing dengan ribuan orang di luar sana. Namun hal ini tidak menjadikan saya untuk tetap stuck di posisi ini.
Semoga saja semesta mendukung saya untuk suatu saat nanti bisa duduk di bangku yang jauh lebih bergengsi dari profesi saya saat ini dan dapat duduk di bangku pelaminan bersama dia yang saya kagumi.