Fimela.com, Jakarta Punya pengalaman suka duka dalam perjalanan kariermu? Memiliki tips-tips atau kisah jatuh bangun demi mencapai kesuksesan dalam bidang pekerjaan yang dipilih? Baik sebagai pegawai atau pekerja lepas, kita pasti punya berbagai cerita tak terlupakan dalam usaha kita merintis dan membangun karier. Seperti kisah Sahabat Fimela yang diikutsertakan dalam Lomba Menulis April Fimela: Ceritakan Suka Duka Perjalanan Kariermu ini.
***
Oleh: Rifda Aulia - Tangerang
Advertisement
Hidup ini terasa begitu menegangkan. Selalu berdoa di setiap sepertiga malam agar mendapatkan hasil yang terbaik tetapi di pagi hari tidak ada berita apapun bahwa doa yang aku ucapkan di setiap sepertiga malam terjawab. Doa yang selalu sama dan selalu diulang. Mulai dari aku masuk kuliah hingga kini akhirnya aku meraih gelar sarjana. Ya Tuhan, berikan aku pekerjaan yang dapat mengangkat derajat keluarga dan mencukupi segala kebutuhan keluargaku. Hanya itu. Sebait doa yang selalu terucap diiringi kerja keras yang tidak pernah putus dan dukungan serta air mata orang tuaku yang kian menua bersama usia yang seakan begitu cepat terlewati.
Hidup ini terasa datar dan terasa bergairah di saat yang sama. Datar karena aku sudah ingin menjerit. Ingin sekali seperti orang lain yang sepertinya berbelanja apapun tidak harus memikirkan masalah uang, tidak terlalu memikirkan hal-hal yang terlalu rumit karena masih ada finansial orangtua yang menopang tetapi aku tidak.
Cukup aku yang selalu ingin menjerit di setiap malam. Jangan sampai kedua adikku yang masih kecil itu merasakan apa yang aku rasakan. Stresnya belajar dan berjuang agar kelak mendapatkan perkerjaan yang layak dan dapat menghidupi seluruh keluargaku disertai tekanan dari diri sendiri. Bahwa kelak aku akan menjadi tulang punggung keluarga.
Suatu malam yang dingin sebuah email masuk. Namun, baru aku buka ketika aku hampir saja akan tertidur. Sebuah email masuk yang ternyata dapat membawaku menuju tujuan hidupku selama ini. Meningkatkan derajat keluargaku. Berbekal dukungan haru dari orangtua dan kedua adikku hingga akhirnya aku putuskan mengambil perkerjaan yang ternyata benar-benar mengubah hidup keluargaku.
Beberapa bulan berkerja sebagai editor dengan semangat membara disertai produktivitas lain seperti berkerja sampingan lain sebagai penulis lepas maupun iseng mengikuti lomba-lomba mulai sedikit demi sedikit mengurangi beban untuk membayar biaya kebutuhan rumah tangga serta membayar kebutuhan sekolah kedua adikku. Pada hari Minggu ketika aku dan seluruh keluarga sedang berada di rumah karena sedang tidak ada kegiatan lain seseorang mengunjungi rumahku.
Advertisement
Seseorang yang Tak Terduga
Ketukan pintunya begitu halus hingga berpikiran bahwa sahabat-sahabat perempuanku yang bertamu di hari libur tetapi ternyata bukan. Seorang pemuda mengenakan kemeja rapi dan sedang tersenyum tipis memandangku. Rezky. Salah satu teman yang memiliki hobi sama sebagai penulis tetapi ia telah lebih dahulu memiliki pekerjaan yang hampir serupa tetapi memiliki posisi yang lebih tinggi. Ia teman bicara yang begitu baik.
Hanya segelas teh hangat yang mampu aku suguhkan kepada Rezky dan ia ternyata bukan ingin bertemu denganku tetapi ingin bertemu dengan ibu. Aneh rasanya ketika seorang teman baik datang berkunjung tetapi tidak ingin bertemu dengan diri kita sendiri. Hingga dengan berat hati aku lebih memilih menyibukan diri di dapur daripada harus menguping pembicaraan mereka berdua.
Selepas Rezky pulang ibu tidak langsung berbicara denganku melainkan selepas salat magrib ibu dan aku duduk bersisihan sembari melipat baju. Hingga akhirnya aku ungkapkan rasa penasaranku terhadap apa yang tadi siang ibu bicarakan. Aku hanya dapat tersenyum malu dan menahan tangis mendengar segala pemaparan oleh ibu tentang apa yang dibicarakan olehnya. Seseorang ingin menjadikanku istrinya. Teman bicara yang begitu baik ternyata ingin melamarku tetapi belum memiliki kesempatan karena kedua orang tuanya sedang pergi ke luar kota dan ia berjanji pada ibuku akan kembali ke rumah ini untuk melamarku.
Tuhan terima kasih telah berikan segala yang dibutuhkan oleh diri ini dan keluargaku. Telah memberi pekerjaan yang dapat menyejahterakan keluargaku dan sebuah jiwa yang sepertinya mulai mencintaiku apa adanya dan ingin menjadi teman hidupnya. Rasanya inilah pencapaian terindah dalam hidupku. Memiliki pekerjaan untuk mengangkat derajat keluarga dan mendapat cinta berkat pekerjaan yang begitu aku cintai selama hidupku. Menjadi seorang penulis dan editor adalah sebuah pekerjaan yang benar-benar aku nikmati di setiap detiknya.