Fimela.com, Jakarta Bukan hanya perasaan saja yang terluka saat mengalami patah hati. Ada sesuatu jauh di dalam diri yang sekana 'mati' ketika cinta itu melukai. Rasa patah hati itu sendiri mungkin memberi rasa pedih yang mendalam, meski secara fisik tidak terlihat sedang mengalami kesakitan.
Namun jangan abaikan patah hati, karena ternyata bukan hanya hati yang sakit dan mengalami perubahan, karena ternyata otak juga berubah, menurut penelitian.
Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam European Heart Journal, menemukan adanya 'sindrom patah hati ', yang dapat diartikan sebagai munculnya stres emosional yang parah sehingga bisa memengaruhi otak, dan lebih besar lagi, tubuh seseorang yang mengalami patah hati tersebut.
Advertisement
Sindrom patah hati, yang dikenal juga dengan sebutan Takotsubo syndrome (TTS), merupakan kondisi di mana otot-otot jantung tiba-tiba melemah, yang diikuti dengan gejala rasa sakit di dada dan sulit bernapas. Hal ini biasanya terjadi segera setelah adanya stres emosional yang parah seperti misalnya mengalami patah hati, ditinggal mati orang terkasih dan berbagai kejadian mengejutkan lainnya yang memicu lonjakan emosi.
Advertisement
Patah Hati Mengubah Otak
Penelitian yang dilakukan Christian Templin, profesor kardiologi dari University Hospital Zurich ini menemukan bahwa orang yang mengalami TTS ternyata mengalami reaksi fisik terhadap stres emosional, yaitu munculnya gangguan berkomunikasi antara area-area di dalam otak.
Orang yang mengalami patah hati menunjukkan kacaunya kinerja otak dalam mengendalikan emosi sekaligus memberi reaksi otomatis pada tubuh. Pada akhirnya ia sulit memproses informasi yang diperolehnya dari luar dan sulit mengomunikasikan apa yang ada di dalam pikirannya dengan sewajarnya.
Ternyata, seperti itu efek patah hati bisa mengubah kinerja otakmu, Sahabat Fimela. Jadi jangan heran jika dirimu tidak seperti dirimu sendiri, karena ternyata itu memang proses alami yang sedang terjadi ketika patah hati.