Fimela.com, Jakarta Kehadiran sosok perempuan di dunia bisnis dan manajemen perusahan bukan lagi hal baru. Kehadiran perempuan justru memberi pandangan baru yang mampu meningkatkan kinerja perusahaan. Perempuan memiliki strategi bisnis yang membuatnya mampu berperan seimbang antara dunia kerja dan keluarga.
Sebuah riset yang dilakukan Grant Thornton menunjukkan bahwa Indonesia berada di peringkat kedua dari 37 negara sebagai negara paling sedikit posisi manajemen senior. Sebanyak dua persen dari perusahaan di Indonesia, posisi manajemennya dikuasai oleh laki-laki. Sementara hanya terdapat satu perempuan yang memegang posisi strategis dalam kepemimpinan perusahaan.
Advertisement
BACA JUGA
Namun kini banyak perusahaan yang melakukan strategi untuk meningkatkan jumlah keterlibatan perempuan dalam manajemen senior. Terdapat tiga strategi yang dilakukan untuk meningkatkan dan menjaga keseimbangan gender. Di antaranya, menyediakan program mentoring atau pelatihan, memungkinkan fleksibilitas dalam dunia kerja, dan memastikan akses yang setara antara laki-laki dan perempuan terkait peluang kerja.
Posisi manajemen, seperti CFO (Chief Financial Officer) ternyata memiliki populasi perempuan terbanyak. Di mana 50,4 persen perusahaan memiliki perempuan dengan pemegang jabatan tertinggi pada bagian keuangan mereka.
Advertisement
Apresiasi pada perempuan di bidang teknologi
Posisi ini diikuti dengan HRD yang berada di angka 26 persen dan CMO (Chief Marketing Officer) pada kisaran 18,9 persen untuk posisi terbanyak yang dipimpin oleh perempuan di struktur perusahaan.
Grant Thornton pun membentuk inisiasi global yang disebut sebagai Champions for Action. Ini menjadi bentuk apresiasi terhadap mereka yang memberikan kesempatan untuk gerakan kesetaraan gender. Memilih tema teknologi untuk tokoh Champions for Action, Grant Thornton Indonesia pun menunjuk Aulia Halimatussadiah serta Generation Girl sebagai perempuan Indonesia yang membawa dampak positif di dunia digital Indonesia.
Aulia Halimatussadiah merupakan perempuan yang kini menduduki posisi Co-Founder dan CMO di Storial.co dan Nulisbuku.com. Kedua membawa warna tersendiri untuk dunia menulis dan publikasi. Hingga kini, LLIA pun telah menulis lebih dari 30 buku.
Pentingnya mengenalkan perempuan pada STME
“Menurut saya, perempuan banyak bersentuhan langsung dengan masalah yang terjadi di kehidupan sehari-hari, maka penting bagi perempuan untuk paham teknologi apa saja yang bisa digunakan untuk memecahkan masalah-masalah itu. Saya berharap ke depannya, perempuan Indonesia akan punya rasa ingin tahu yang lebih besar untuk berkecimpung dalam dunia teknologi dan meningkatkan jumlah partisipasi perempuan di teknologi dari kurang dari 20% hingga setara dengan pria,” LLIA menjelaskan.
Selain LLIA, Grant Thornton Indonesia juga mengakui peran positif Generation Girl yang merupakan organisasi nonprofit yang bertujuan mengenalkan perempuan pada bidang STEM (Science, Technology, Engineering dan Math). Generation Girl digawani oleh banyak profesional di startup teknologi, seperti Nadine Siregar dan Mila Alfitri.
Generation Girl menggunakan STEM untuk mengajar perempuan muda soal critical thinking dan soft skill. Hal ini dibutuhkan untuk menjadi pemimpin masa depan di semua bidang. Dengan memperkenalkan perempuan muda kepada generasi sekarang dari para pelopor perempuan, menunjukkan kepada mereka bahwa mereka dapat mencapai impian mereka dan menjadi panutan di masa depan, bahkan di bidang yang didominasi oleh pria.