Fimela.com, Jakarta Kini, tak ada lai yang bisa membatasi karier seorang perempuan. Kesetaraan gender sudah terbukti mampu dan bisa diwujudkan dan para perempuan juga mampu bersaing secara profesional dalam kehidupan yang sebenarnya.
Seperti kabar menggembirakan yang diberikan oleh Fitriyani Bukri, seorang perempuan asal Makassar yang bekerja di kantor pusat Alibaba Group. Dirinya banyak mendapat inspirasi dari kedua orang tuanya, Fitri yang menamatkan kuliah S1-nya di Universitas Hassaanudin, Makassar, membuktikan bahwa Kartini milenial Indonesia bisa berkiprah di kancah global, di salah satu perusahaan yang paling banyak diminati para pencari kerja.
“Saya yakin bahwa bersama Alibaba merupakan pilihan tepat, sekaligus menantang, setidaknya karena dua hal. Pertama, Alibaba merupakan salah satu perusahaan teknologi yang terkemuka di dunia, perusahaan yang sangat berpengaruh dan diidamkan para pencari kerja di Tiongkok,” ujar Fitri.
Advertisement
“Kedua, saya sangat mengagumi dan terinspirasi oleh sosok Jack Ma dan perjalanan Alibaba, yang seperti kisah seribu satu malam tentang Alibaba yang menyerukan ‘Open Sesame’ untuk membuka pintu gua yang berisi harta karun – adalah perusahaan yang membuka begitu banyak kesempatan ekonomi bagi wong cilik, perempuan, dan pebisnis di Tiongkok dan bahan ia juga percaya degan bekerja di Alibaba mampu memberikan kontribusi yang positif." Ungkapnya.
Kisahnya dimulai dari bangku kuliah awal semester V di Universitas Hasanudin. Saat itu, ia mendapatkan tawaran untuk belajar bahasa Mandarin di Xiamen University, Tiongkok. Tapi ia tak langsung menerimanya.
Advertisement
Sosok perempuan sukses, Fitriyani Bukri
“Tawaran pertama datang pada saat saya masih kuliah sambil bekerja. Karena padatnya jadwal sehari-hari, saya terpaksa menolak tawaran tersebut. Tawaran demi tawaran berikutnya juga saya tolak, hingga ketika di tahap terakhir menyelesaikan skripsi, tawaran untuk belajar bahasa Mandarin tersebut kembali datang, saya kemudian menerima tawaran tersebut.” ungkap Fitri. Berbekal kecakapan Bahasa Mandarin, usai menamatkan S1nya di Universitas Hasanudin dan menggenggam diploma Bahasa Mandarin dari Xiamen University, Fitri memasuki dunia kerja. Sebelum ke Alibaba, Fitri bekerja untuk dua perusahaan multinasional, yakni sebagaisenior process executive di P&G, juga channel specialist group di Cisco.
Perjalanan ‘menembus’ Alibaba pun tidak mudah. Setelah memasukan resume, Fitri dihubungi pihak human resources (HR) Alibaba seminggu kemudian untuk wawancara. Inipun tak hanya sekali, namun ada tiga tahapan wawancara plus satu tes tertulis. Di wawancara pertama, Fitri harus meyakinkan pihak HR, setelah lolos, dia dipertemukan dengan team leader di posisi dia akan ditempatkan, berlanjut ke tes tertulis di kantor Alibaba dan setelah lolos, dilanjutkan wawancara dengan direktur Alibaba. Alhamdulillah, saya diterima,” kenangnya.
Sebetulnya, Fitri tak punya pengalaman maupun latar belakang di e-commerce. Untuk itu,sebelum melamar ke Alibaba, Fitri sengaja menimba ilmu tentang e-commerce kepada teman-temannya yang sudah masuk ke dunia ini terlebih dahulu. “Aku belajar kurang lebih selama dua minggu, sebelum memasukan lamaran,” ujarnya. Jadilah Fitri memulai karirnya di AliExpress sejak tahun 2014. Awalnya ia menjadi Lead AliExpress Service Strategy, kemudian pindah ke team Customer Experience Transformation, sebelum ke posisinya sekarang sebagai Brand and Social Media Specialist AliExpress. Aktivitas kesehariannya melakukan analisis brand equity melalui media sosial. Kerja kerasnya berbuah penghargaan di tahun 2017. Fitri menerima dua penghargaan sekaligus dari AlibabaGroup sebagai the best motivator skala Service Department dan skala Business Unit AliExpress.
Sosok perempuan sukses, Fitriyani Bukri
“Modal saya untuk menekuni pekerjaan tersebut adalah keahlian social media, kemampuan multi bahasa (Indonesia, Inggris, dan Mandarin), juga pelajaran budaya yang saya timba dibeberapa negara sangat membantu dalam membaca pattern user behavior. Karena posisi awal saya terkait langsung dengan pasar di Indonesia, maka sosok saya sebagai orang asli Indonesia juga menjadi faktor yang penting,” ungkap Fitri. “Untuk dapat bersama AlibabaGroup, kita harus memiliki keunikan, determinasi, dan kesesuaian dengan kultur serta nilai-nilai perusahaan.”Selain itu, diperlukan daya juang dan adaptasi tinggi untuk bisa berkarir di sebuah perusahaan raksasa dan hidup di negeri asing, terutama karena budaya kerja dan budaya sosial yang jelas-jelas berbeda. “Saya bisa bilang bahwa Alibaba merupakan perusahaan yang sangat unik.
Pertama budaya kerjanya, kami memanggil teman sekantor dengan nama tong xue, yang artinya teman sekelas. Hal ini karena kami percaya bahwa setiap hari, kami menimba ilmu atau belajar, seperti di kelas. Kedua, salah satu nilai yang diterapkan adalah “Embrace Change”, artinya kita harus selalu siap menghadapi segala macam perubahan dan disetiapperubahan, kita belajar untuk beradaptasi dan berprestasi,” lanjut Fitri.
Ketika diminta menggambarkan dengan satu kalimat pendek, bagaimana rasanya bekerja diAlibaba Group, Fitri menjawab, “sangat intense, tapi sangat menyenangkan,” ujarnya. Sebabnya, di Kantor Pusat Alibaba Group, karyawan diberi berbagai fasilitas penunjang,salah satunya gymnasium yang menjadi tempat favorit Fitri. “Setiap hari kita sibuk bekerja, menggunaka laptop dan peralatan lainnya, terlalu banyak waktu dihabiskan untuk duduk didepan layar. Agar stamina dan kesehatan tubuh tetap terpelihara, saya bersama teman-teman lain, menghabiskan paling tidak 3 kali dalam seminggu, masing-masing 45 menit, untuk melalukan cardio.”Menurut Fitri, hal yang paling membuatnya bangga bekerja di Alibaba Group adalah inovasi teknologi yang dihasilkan Alibaba. Menurutnya, teknologi yang bagi sebagian besar negaranegara lain masih berupa wacana atau rencana, sudah mampu diwujudkan di Alibaba.
Mulaidari hotel robotik, hingga penghematan waktu 50 persen bagi ambulan dan pemadam kebakaran untuk tiba di lokasi kejadian berkat city brain berbasis komputasi awan. “Sangat membanggakan bisa melihat tiap rekor yang diciptakan Alibaba pada setiap 11.11 GlobalShopping Festival (sebelumnya dikenal dengan nama Singles Day), juga melihat Alibaba mempromosikan sejumlah merek kebanggaan Indonesia di event tersebut,” ungkap Fitri.
Fitri sendiri bersama para pegawai asing lainnya, pernah diundang untuk bertemu dengan pendiri Alibaba Group, Jack Ma. “Secara khusus beliau mengundang kami untuk bertemu dan sekedar berbincang tentang bagaimana kami sebagai pegawai asing dapat beradaptasi dengan kultur bangsa Tiongkok dan kultur Alibaba. Selain itu beliau juga berharap agar kami dapat menjadi pionir untuk membantu tim lokal mengenal lebih jauh mengenai cara pandang/berpikir rekan kerja yang berasal dari negara lain,” ujar Fitri yang senantiasa merindukan keindahan alam, ragam budaya, dan kuliner Indonesia. “Terutama minuman teh dalam kemasan karton dan jajanan khas Makassar seperti coto, mie titi, konro bakar, pallubasa, lumpia, serta aneka kue tradisional,” pungkasnya.