Fimela.com, Jakarta Ketika memutuskan untuk menikahi seseorang, kita harus siap menerima semua kekurangan dan kelebihannya. Pasangan harus mampu menerima diri kita seutuhnya. Kita pun perlu menerima pasangan kita sepaket dengan semua karakter dan kepribadiannya. Tapi bagaimana dengan suami yang perfeksionis dan kadang nyebelin?
Memiliki suami yang perfeksionis kita memang harus lebih bersabar. Ada saatnya dia mungkin ingin segalanya berada dalam kendalinya. Ingin segala sesuatunya tampak sempurna menurut standarnya. Biar kehidupan pernikahan tetap berjalan harmonis dan damai, bisa coba ikuti tips-tips berikut ini.
1. Mencoba untuk "Sedikit Tuli"
Advertisement
Mendengarkan semua ocehannya memang bisa bikin kita capek sendiri. Tapi kita bisa mencoba untuk "sedikit tuli". Dalam artian tidak memasukkan semua kritikannya dalam hati. Bagi suami kita yang perfeksionis, ocehan atau komplain yang diutarakannya tidak selalu berarti kita harus langsung ikut turun tangan untuk memperbaiki keadaan. Bisa jadi ia hanya berusaha untuk menjaga dirinya sendiri tetap waras dengan temperamen yang dimilikinya. Kalau omelannya kita jawab dengan omelan juga, bisa-bisa malah akan memicu pertengkaran baru.
Advertisement
2. Berkata Jujur Bila Ada Kata-katanya yang Melukai Kita
Dilansir dari purewow.com, psikolog Shauna Springer mengungkapkan kadang kritik yang diberikan oleh seseorang yang perfeksionis itu tak ubahnya seperti mencoba menangkap kelinci yang berlarian di dalam kepalanya. Kritikannya karena temperamennya yang ingin segalanya serba sempurna tak semua harus dimasukkan ke hati. Tak ada salahnya juga kita berkata jujur bila ada kata-katanya yang mungkin melukai kita karena sikapnya yang terlalu berlebihan. Bagaimana pun dia juga perlu memiliki empati pada kita yang selalu berusaha untuk sabar menghadapinya.
3. Cari Tahu Penyebab Rasa Kesalnya
Misal, saat suami langsung marah begitu melihat warna cat dinding yang baru di ruang tamu tidak sesuai keinginannya, kita punya dua pilihan: ikut marah atau mencoba berempati. Ada saatnya kita perlu menyalakan radar empati kita. Coba cari tahu dan tanyakan apa yang membuatnya marah atau kesal di situasi tersebut. Sehingga dia sendiri bisa terbantu untuk memahami perasaannya dan ke depannya bisa memperbaiki sikapnya.
Punya suami yang perfeksionis, perlu ada cara komunikasi efektif yang disepakati bersama. Kita dan suami punya temperamen yang berbeda. Sehingga perlu tetap saling terbuka dan saling memahami satu sama lain agar keharmonisan terjaga setiap harinya.