Fimela.com, Jakarta Semakin bertambah usia, semakin bertambah tanggung jawab. Rutinitas yang dijalani makin berat. Segalanya jadi terasa serba serius. Bahkan kalau diingat-ingat lagi tampaknya setiap harinya kita jadi makin jarang tersenyum apalagi tertawa. Ya ampun, hidup jadi serius amat ya.
Coba ingat lagi kapan terakhir kali bisa tersenyum dan tertawa dengan lepas dan bebas? Ada yang menarik terkait banyaknya tawa pada anak-anak dan orang dewasa. Allan dan Barbara Pease dalam buku Kitab Jodoh mengungkapkan bahwa orang dewasa tertawa rata-rata lima belas menit sehari; anak prasekolah tertawa rata-rata empat ratus kali sehari. Wah, perbedaannya sangat jauh sekali. Mungkin karena itu juga orang dewasa rentan stres dan tertekan.
Tertawa Itu Penting
Advertisement
Allan dan Barbara Pease juga menuliskan bahwa ketika kita tertawa, setiap orang dalam tubuh terpengaruh secara positif. Napas kita dipercepat, dan ini melatih diafragma, leher, lambung, wajah, dan bahu. Tawa menambah jumlah oksigen dalam darah, yang bukan saja membantu mennyembuhkan dan meningkatkan peredaran darah, tetapi juga mengembangkan pembuluh darah yang dekat dengan permukaan kulit. Itu sebabnya wajah orang memerah saat tertawa. Tawa juga dapat menurunkan kecepatan denyut jantung, melebarkan arteri, merangsang selera makan, dan membakar kalori.
Di tengah hidup yang serius dan makin berat, kita bisa meredakan stres dengan tertawa. Pakar saraf Henri Rubenstein menemukan bahwa tawa yang dalam selama satu menit menyediakan 45 menit relaksasi sesudahnya. Profesor William Fry dari Stanford University melaporkan bahwa seratus tawa akan memberikan latihan aerobik yang setara dengan sepuluh menit latihan di mesin dayung. Kalau dalam keseharian kita merasa jadi terlalu serius dan gampang marah atau emosian, mungkin penyebabnya karena kita sudah jarang tertawa ya.
Imbangi Beratnya Hidup dengan Lebih Sering Tertawa Lagi
Nasib kita mungkin sama. Segalanya jadi terasa makin berat dan penuh beban seiring dengan bertambahnya usia. Untuk mengimbanginya penting untuk lebih sering lagi tertawa. Penelitian menunjukkan bahwa orang yang tertawa atau tersenyum, bahkan ketika mereka sedang tidak ingin tertawa, menjadikan "zona senang" dari belahan otak kiri dialiri dengan aktivitas elektrik.
Dalam satu dari banyak banyak penelitiannya tentang tawa, Richard Davidson, profesor psikologi dan psikiatri di University of Wisconsin di Madison, memasang EEG (electroencephalograph) yang mengukur aktivitas gelombang otak di para subjek penelitian, dan menunjukkan film komedi kepada mereka. Tersenyum membuat zona senang di otak mereka bergerak heboh. Dia membuktikan bahwa tindakan sengaja tersenyum atau tertawa akan menggerakkan aktivitas otak ke arah kegembiraan spontan.
Jangan Kebanyakan Serius, Warnai Hidup dengan Humor Juga Perlu
Yup, ada saat-saatnya kita butuh humor dalam hidup. Biar nggak terlalu serius terus. Arnie Cann, profesor psikologi di University of North Carolina, menemukan bahwa humor berdampak positif dalam menghadapi stres. Dijelaskan lebih lanjut bahwa Cann melakukan sebuah eksperimen yang melibatkan orang-orang yang menunjukkan tanda-tanda depresi dini. Dua kelompok penelitian menonton video selama tiga minggu. Kelompok yang menonton film komedi menunjukkan lebih banyak perbaikan gejala dibandingkan kelompok kontrol yang menonton video non-komedi.
Cann pun menemukan bahwa orang yang mengalami maag lebih banyak merengut dibandingkan orang yang tidak mengalami maag. Kalau dalam keseharian kita sering merengut dan mengernyitkan dahi, coba letakkan tangan di dahi saat berbicara supaya kita kembali tersadar. Kernyit di dahi bisa hilang dan tubuh bisa kembali rileks.
Ada saatnya kita butuh waktu untuk rileks dan istirahat. Tersenyum dan tertawa juga penting. Sesulit apapun hidup yang kita jalani saat ini, pasti akan selalu ada warna-warna baru yang bisa kita temukan dalam keseharian kita.