Jangan Pernah Dilakukan, Ini 4 Cara yang Salah untuk Minta Maaf

Ilustrasi minta maaf. Sumber foto: unsplash.com/Toa Heftiba.

Fimela.com, Jakarta Minta maaf adalah hal yang wajib dilakukan jika kamu melakukan kesalahan pada orang lain, entah itu keluarga, pasangan, atau teman. Namun, ternyata masih banyak orang minta maaf dengan cara yang tidak tepat.

Dilansir dari purewow.com, Jumat (29/3/2019), berikut ini adalah beberapa cara yang kurang tepat untuk minta maaf, sehingga kamu perlu menghindarinya. Penasaran?

1. Kamu mengatakan, "Maaf, tapi..."

Kata "tapi" saat kamu minta maaf cukup menjadi alasan untuk merusak ketulusan dari aksi tersebut. Minta maaf yang hampir selalu berhasil adalah kalimat singkat dan tidak dibuat-buat.

Minta maaf seharusnya mencakup tiga hal, yaitu pengakuan tentang bagaimana tindakanmu mempengaruhi orang lain, kalimat maaf itu sendiri, dan rencana apa yang akan dilakukan untuk memastikan hal yang sama tidak terulang lagi. Bagaimana biasanya kamu minta maaf?

2. Kamu mengatakan, "Maaf, kamu merasa..."

Ini bukan hanya cara yang sala, namun juga membuat orang lain merasa kamu menyalahkannya. Ketika minta maaf, penting untuk bersikap tulus dan rendah hati, bukan saat yang tepat untuk merasa bangga dan berusaha menjadi pihak yang paling benar.

Jangan terlalu banyak menjelaskan ketika minta maaf

3. Kamu terlalu banyak menjelaskan

Memberi pengertian tentang sikapmu kepada orang lain memang diperlukan, namun jika hal ini berlanjut menjadi alasan, kamu hanya akan dianggap berbohong. Cukup minta maaf dan jelaskan dengan singkat alasanmu melakukan hal yang buruk kepada orang lain.

4. Terlalu cepat atau terlambat

Minta maaf tidak memiliki waktu yang ideal, tidak ada yang terlalu awal atau terlambat. Minta maaf terlalu awal berisiko orang lain belum siap memaafkanmu.

Di sisi lainnya, minta maaf terlalu lama akan menunjukkan kamu orang yang tidak peduli untuk memperbaiki kesalahhan. Cari cara terbaik menurutmu untuk minta maaf.

Masuk ke dalam lift tentu sering kita lakukan, namun tahukah anda bahwa ada etika untuk masuk ke dalam lift?