Fimela.com, Jakarta Seniman J. Ariadhitya Pramuhendra kembali menghadirkan pamerian karya seni. Kali ini, The Monster Chapter II: Momentum dipamerkan di Galeri Nasional Indonesia, mulai 22 Maret-7 April di tiga area Galeri Nasional Indonesia, yaitu Gedung A, B, dan area outdoor.
Pramuhendra tumbuh dilingkungan Katolik. Karya-karyanya kali ini berkaitan dengan pengalaman masa kecilnya yang membentuk dirinya dan juga sejarah peradaban Kristen yang tercermin dalam ekspresi seni rupa Barat.
Advertisement
BACA JUGA
The Monster, sebagian besar menggunakan materi charcoal atau arang. Tujuannya, mengajak para pengunjung menangkap makna monster dibayangan dan imajinasi seorang anak. Bukan dengan menilai atau memaknai monster sebagai orang dewasa.
“Monster sering kali dianggap sebagai makhluk yang menakutkan, namun bagi saya istilah tersebut memiliki makna yang mendalam sebagai kenangan yang terus membayangi dan sesuatu kekuatan dan kehebatan yang lebih besar dari diri saya sendiri,” ujar Pramuhendra mengenai pameran seninya ini yang turut didukung oleh Galeri Nasional Indonesia dan ArtDept ID.
Advertisement
Perang Masa Kini
Sebagai seorang seniman, karya-karyanya tidak pernah terpisahkan dari jejak iman dan pengalaman hidupnya saat masih belia. Pamerian ini juga merupakan suatu komitmen Pramuhendra untuk membela peran penting manusia dalam memenangkan 'perang' di masa kini.
Perang tersebut merupakan pergulatan secara mental, dalam pikiran, ketika ggaasan seseorang mampu memengaruhi setiap sikap dan tindakannya demi kebaikan.
Pameran ini merupakan kelanjutan dari pamearan pertama, The Monster Chapter I: Memory, yang digelar tahun lalu. Kedua pameran ini merupakan serangkaian dari Trilogi Pameran yang disebut Pramuhendra sebagai 'seri monster.'
Keduanya membawa serta gagasan mengenai kedekatan Pramuhendra dengan tema religi. Hal ini terlihat jelas dari ekspresi karya-karyanya. Gambar-gambar yang dipilihnya juga berkaitan dengan sejarah peradaban Kristen dan Katolik, mengingatkan pada alur sejarah pada lini masa, sejak Renaissance (sekitar abad ke-15 dan 16) hingga era kebudayaan yang disebut sebagai abad Pencerahan (the Enlightment) di sekitar abad ke-17 dan18.