Fimela.com, Jakarta Banyak orang menyangsikan menikah di usia muda, apakah kamu salah satunya? Menikah di usia muda sering dikaitkan dengan mengorbankan cita-cita.
Namun ternyata, tidak semua stereotip tentang menikah muda itu benar. Dilansir dari sheknows.com, Kamis (14/3/2019), berikut ini adalah beberapa stereotip tentang menikah di usia muda yang harus berhenti dipercaya, penasaran?
Advertisement
BACA JUGA
1. Menikah karena suatu hal
Karena banyaknya orang yang masih menyangsikan menikah di usia muda, maka siapapun yang menikah muda akan dianggap memiliki kepentingan, seperti hamil duluan, benar? Tidak semua orang menikah muda karena suatu kepentingan, jangan mengabaikan faktor cinta.
2. Menikah karena suatu manfaat
Sama halnya dengan beberapa alasan yang sering dikaitkan dengan menikah muda, banyak orang masih mengaitkan menikah di usia muda dengan manfaat- manfaat di baliknya. Namun, bukan berarti manfaat-manfaat inilah yang menjadi kekuatan pendorong satu-satunya dari pernikahan.
3. Menikah karena kemauan
Ya, alasan yang satu ini tidak bisa dipungkiri. Mengingat usia, menikah muda bisa dikaitkan juga dengan kemauan yang besar, tanpa persiapan yang matang.
Sekali lagi, kamu tidak boleh berpersepsi. Walaupun dengan kemauan yang besar, menikah juga membutuhkan perencanaan yang matang, bukan?
Advertisement
Menikah muda berarti mengorbankan masa depan pribadi
4. Menikah muda berarti mengorbankan masa depan pribadi
Masih ada yang berpikir seperti ini? Menikah muda tidak harus mengorbankan masa depan siapapun, kamu dan pasangan masih bisa sama-sama melakukan apapun yang diinginkan dengan kompromi.
5. Menikah muda berarti tidak dapat mandiri
Menikah muda bukan berarti kamu tidak bisa mandiri. Ketika kamu dan pasangan sama-sama melakukan hal-al yang diinginkan, maka ada saatnya kamu akan memiliki waktumu sendiri, mengerjakan hal yang disenangi, begitu juga dengan pasangan.
6. Menikah muda biasanya berakhir dengan perceraian
Ada sebuah studi baru yang mengungkapkan bahwa pasangan yang menikah di rentang usia antara 20 sampai 24 tahun akan memiliki risiko bercerai dalam 5 tahun pertama sebanyak 20%. Sedangkan, pasangan yang memilih menikah di usia 20-an hanya memiliki risiko bercerai dalam 5 tahun pertama sebanyak 15%.