Sukses

Lifestyle

Perjalanan Women's March Indonesia: Pencapaian dan Tuntutan di 2019

Fimela.com, Jakarta Sehari setelah pelantikan Presiden Amerika Serikat terpilih, Donald Trump, tepatnya pada 21 Januari 2017 di Washington DC, diselengarakan acara parade yang diberi nama Women's March. Parade tersebut menyuarakan isu-isu perempuan terutama tentang hak yang didapatkan kaum hawa. Gerakan tersebut pun tidak hanya dilakukan di Amerika Serikat, melainkan di beberapa negara lainnya, termasuk Indonesia.

Di Indonesia sendiri, Women's March pertama kali diadakan oleh Jakarta Feminist Discussion Group, pada 4 Maret 2017 di Jakarta. Menurut, Retno Prasetyani​ dari divisi media Women's March mengatakan gerakan ini bertujuan menjadi wadah aspirasi masyarakat melalui aksi massa yang ramah publik serta belum terwujudnya keadilan gender, terutama dari segi pemenuhan hak perempuan.

"Awal terbentuk untuk merespons gerakan perempuan Amerika Serikat yang memprotes terpilihnya Trump sebagai presiden, yang kemudian menjadi gerakan solidaritas di berbagai belahan dunia," ujarnya saat dihubungi tim Fimela.com, belum lama ini. 

Selain Jakarta, Retno mengatakan sudah 25 kota di Indonesia yang bergabung ke dalam Women's March. Di antaranya, Surabaya, Yogyakarta, Lampung, Malang, Kupang, Bandung, Serang, Bali, Salatiga, Pontianak, Sumba, Ternate, Tondano, dan Pasuruan.

Pencapaian Women's March

Kurang lebih tiga tahun berdiri, Women's March Indonesia telah melakukan pencapaian, seperti; peningkatan kesadaran masyarakat terkait belum tercapainya pemenuhan hak perempuan dan kelompok minoritas dan marginal lainnya. Lalu meningkatnya keterlibatan orang baru di gerakan perempuan.

Selain itu gerakan ini sudah menyampaikan tuntutan WMJ 2018 kepada Presiden Joko Widodo saat acara Hari Kartini (wakil ketua WMJ 2018 diundang dan menyampaikan pesan kita saat bertemu Presiden). Dan terakhir penundaan pengesahan Rancangan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana atau RKUHP.

Women's March kembali diselenggarakan pada 27 April 2019 di beberpa kota di Indonesia, salah satunya Jakarta. Untuk tahun ini, Women's March mengangkat tema #BeraniBersuara.

"Tema ini diambil karena ada banyak tantangan yang harus dihadapi pada saat kita ingin menyampaikan aspirasi atau saat penyintas bersuara," imbuh Retno. 

Tuntutan tahun ini, lanjut Retno akan merangkum beberapa permasalah, termasuk pengesahan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual dan RUU Perlindungan Pekerja Rumah Tangga; penghapusan atau perubahan UU dan Peraturan Daerah yang diskriminatif; penerapan sistem penegakan hukum yang berkeadilan gender; peningkatan keterwakilan politik perempuan; dan penerapan perlindungan sosial yang adil gender dan inklusif.

 

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading