Fimela.com, Jakarta Hipotermia merupakan kondisi suhu internal tubuh lebih rendah dari 35 derajat Celcius. Hal ini bisa terjadi ketika tubuh kehilangan panas lebih cepat daripada panas yang dihasilkan tubuh.
Biasanya hipotermia biasa terjadi pada pendaki gunung, seperti baru-baru ini tiga pendaki tanpa indentitas ditemukan tak bernyawa di Gunung Tampomas, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Ketiganya diduga tewas akibat hiportemia.
Namun, hipotermia juga bisa terjadi ketika melakukan olahraga lari. Hal ini pun terjadi pada selebritas Zee Zee Shahab yang mengalami hiportemia ketika mengikuti Tokyo Marathon, ia harus berhenti 12 kilometer sebelum finish.
Advertisement
BACA JUGA
"Cuacanya dingin banget dan hujan gak berhenti ditambah lagi angin, MasyaAllah rasanya dan ternyata hipotermia," kata Zee Zee, dilansir dari Liputan6.com.
Menurut pakar kesehatan olahraga Lewis Maharam, suhu udara yang dingin, kelembapan yang tinggi dan udara bisa meningkatkan risiko terkena hipotermia.
"Saat lari di suhu udara dingin, tubuh berusaha mempertahankan suhu inti. Hipotermia itu terjadi ketika tubuh kehilangan panas tubuh lebih cepat dari panas yang dihasilkan. Ketika suhu tubuh begitu rendah, itu bisa mengancam jiwa," tutur pria yang pernah bertugas sebagai Direktur Medis NYC Marathon seperti dilansir Daily News.
Advertisement
Gejala dan Cara Mengobatinya
Lewis juga mengatakan, ada beberapa gejal hiportemia yang bisa kita ketahui. Diantaranya mengigil, bicara jadi tidak jelas, kulit pucat, lemah, kehilangan koordinasi, sesak nafas hingga nafas melambat, jantung berdebar hingga denyut jantung melambat, penurunan kesadaran, dan kaku atau sulit bergerak.
Gejala seseorang terkena hipotermia berkembang secara perlahan. Kemampuan fisiknya berkurang juga secara bertahap. Sehingga, kadang orang tersebut tidak menyadari bahwa dirinya perlu mendapat perawatan medis.
Hiportemia harus segara ditangani, sebab hiportemia dapat menyebabkan gagal jantung, gangguan sistem pernafasan, hingga kematian.
Tindakan awal yang perlu dilakukan ketika bertemu orang dengan gejala hiportemia ialah mencari ada tidaknya denyut nadi dan pernapasan. Jika denyut nadi dan pernapasan sudah berhenti, maka lakukanlah tindakan resusitasi jantung paru (CPR) dan cari bantuan medis.
Bila orang tersebut masih bernafas dan denyut masih ada, dilansir dari Alo Dokter, lakukan hal di bawah ini.
1. Pindahkan dia ke tempat yang lebih kering dan hangat. Pindahkan secara hati-hati karena gerakan yang berlebihan dapat memicu denyut jantungnya berhenti.
2. Jika pakaian yang dikenakannya basah, maka gantilah dengan pakaian yang kering.
3. Tutupi tubuhnya dengan selimut atau mantel tebal agar hangat.
4. Jika dia sadar dan mampu menelan, berikan minuman hangat dan manis.
5. Berikan kompres hangat dan kering untuk membantu menghangatkan tubuhnya. Letakkan kompres di leher, dada, dan selangkangan. Hindari m
eletakkan kompres di lengan atau tungkai karena malah menyebabkan darah yang dingin mengalir kembali ke jantung, paru-paru, dan otak.6. Hindari penggunaan air panas, bantal pemanas, atau lampu pemanas untuk menghangatkan penderita hipotermia. Panas yang belebihan dapat merusak kulit dan menyebabkan detak jantung menjadi tidak teratur.
7. Temani dan pantau terus kondisi orang tersebut, hingga bantuan medis tiba.