Fimela.com, Jakarta Nasihat orangtua atau tradisi dalam keluarga bisa membentuk pribadi kita saat ini. Perubahan besar dalam hidup bisa sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai dan budaya yang ada di dalam keluarga. Kesuksesan yang diraih saat ini pun bisa terwujud karena pelajaran penting yang ditanamkan sejak kecil. Seperti kisah Sahabat Fimela yang diikutsertakan dalam Lomba My Culture Matters: Budayamu Membentuk Pribadimu ini.
***
Oleh: Agnes Margaretha - Surabaya
Advertisement
Dari kecil aku sudah dirawat dan dibesarkan oleh nenek dari mamaku. Bukan karena keluargaku broken home atau kenapa-napa tetapi memang semata-mata nenekku sayang sekali denganku. Selama 25 tahun aku ikut tinggal di rumah nenekku ini banyak sekali pesan-pesan dan nasihat yang beliau berikan kepadaku. Syukurlah, nenekku masih sehat dan aktif di usianya yang sudah 68 tahun. Di mana beliau selalu menyajikan sarapan dan masakan buatku terutama untuk bekal makan siang di kantor.
Aku selalu ingat semua nasihat yang diberikannya, terutama ketika aku selalu iri dan kurang bersyukur dengan kondisi ekonomi serta keuangan keluargaku yang sederhana. Jadi, selama masa sekolah, waktu aku duduk di bangku SMP dan SMA, aku selalu mengeluh setiap harinya karena aku harus naik angkutan umum untuk menuju ke sekolah. Hal itu kulakukan setiap harinya, serta berjalan kaki melalui gang-gang kecil menuju sekolah maupun pulang ke rumah, apalagi di saat musim hujan dan banjir aku selalu marah-marah dalam hatiku dan kepada nenekku juga.
Selalu aku bertanya-tanya dan dalam batinku aku berkata, “Seandainya aku lahir dari keluarga kaya, seandainya aku hidupnya seperti temanku itu, toh pasti aku nggak bakalan kesusahan seperti ini toh," ketika itu aku merasa kurang sabar dan kurang bersyukur. Tetapi hari-hari itu tetap kujalani sampai sekarang. Selalu aku merasa iri dan sedih ketika teman-teman usiaku di bangku sekolah bisa mendapatkan handphone canggih, super mahal, naik kendaraan mewah, bahkan untuk bisa naik sepeda motor pun aku iri, karena aku tidak bisa nyetir motor waktu itu sehingga aku merasa bersusah payah lebih untuk pulang-pergi ke sekolah.
Di kala aku mengeluh dan bersedih dan berduka karena keadaan atau masalah yang aku hadapi, nenekku selalu sabar dan memberi nasihat, yaitu, "Selalu berpadan dengan apa yang ada dan yang kita miliki sekarang, selalu bersyukur apapun yang terjadi." Rasanya ketika aku mendengarkan nasihat itu awalnya aku tidak mengerti waktu SMP atau SMA, karena aku merasa sebagai remaja ABG saat itu, kok hidupku gini-gini aja? Biasa-biasa saja? Kenapa aku tidak seperti mereka? Tetapi, sekali lagi kuingat selalu pesan dan nasihat itu, aku merasa bisa belajar bersyukur dan menerima keadaanku tersebut.
Mungkin memang, kata bersyukur itu adalah kunci segala pintu berkat. Hingga sekarang, ketika aku merasa iri dengan sekelilingku dan aku tidak bisa memiliki apa yang kumau, aku selalu ingat dengan nasihat nenekku untuk tetap bersyukur dan bersabar, sampai nanti waktunya tiba aku akan mendapatkan kesempatan tersebut di waktu dan momen yang tepat. Mungkin nggak harus sekarang, tapi pasti ada waktunya asal kita mau berusaha, ikhlas, dan selalu bersyukur yang terpenting dalam hidup ini.