Fimela.com, Jakarta Ladies, jika mendengar kata 'unicorn', yang terlintas dalam kepala adalah makhluk mitologis yang berwujud kuda dengan tanduk emas di kepalanya. Unicorn kerap kali digambarkan erat kaitannya dengan dongeng anak-anak, pelangi dan hal-hal yang feminin lainnya.
Tapi jika bicara 'unicorn' di dunia start up, pengertiannya sangat jauh berbeda. Sebagai perempuan yang lahir dan tumbuh di era teknologi seperti sekarang, kita juga perlu memahami 'unicorn' dan gerombolannya dari sudut pandang yang berbeda lho.
Unicorn merupakan istilah yang diciptakan Aileen Lee, pendiri perusahaan pemodal kapital Cowboy Ventures, untuk perusahan-perusahaan rintisan yang valuasinya mencapai angka US$1 Miliar atau sekitar Rp 13 triliun. Secara mudahnya, jika kamu memiliki perusahaan rintisan dan investor melihat faktor-faktor dalam perusahaanmu, misalnya produk yang dipasarkan, transaksi pengguna yang berkembang dengan baik sampai ke kemampuan manajemennya yang mumpuni dan dinilai setara atau lebih dari US$ 1 Miliar, itulah yang disebut dengan start up unicorn.
Advertisement
Nah, ternyata si unicorn ini punya 'kakak' yang disebut decacorn. Decacorn merupakan perusahan start up yang valuasinya mencapai US$10 Miliar. Wow! Sepuluh kali lipat daripada si unicorn, perusahaan yang dinobatkan menjadi decacorn punya kesempatan lebih untuk mengembangkan bisnisnya lewat berbagai sumber pendanaan.
Dari 300 unicorn yang ada di dunia, ternyata ada 15 perusahaan yang berhasil menjadi decacorn. Salah satunya yang paling fresh adalah Grab. Yup, Grab merupakan start up pertama di Asia Tenggara yang berhasil mencapai decacorn.
Berawal dari layanan taksi yang diluncurkan oleh Anthony Tan di tahun 2012, kini Grab melebarkan sayapnya pada berbagai layanan berbasis online. Misalnya: GrabRide untuk layanan transportasi motor online, GrabFood untuk layanan pesan-antar makanan berbasis online hingga adanya GrabGroceries untuk layanan pesan-antar kebutuhan pokok rumah tangga.
Grab, Super App terkemuka di Asia Tenggara, menawarkan solusi sehari-hari dengan layanan transportasi, pengiriman barang dan makanan, pembayaran mobile dan hiburan digital. Dengan filosofi platform terbuka, Grab menyatukan para mitra untuk membuat hidup lebih baik bagi kita semua di Asia Tenggara.
Grab tak hanya ada di Indonesia lho. Aplikasi besutan Start up asal Singapura ini juga bisa dijumpai di negara-negara Asia Tenggara lain, misalnya Singapura, Filipina, Malaysia, Thailand, Myanmar, Vietnam dan Kamboja. Bahkan kamu bisa memesan GrabTukTuk di Kamboja. Unik ya!
Dengan berbagai layanannya yang berkualitas, efisien dan terjangkau, Grab memudahkan pengguna beraktivitas sehari-hari. Tak heran jika valuasi Grab meningkat begitu pesat dan layak dianugerahi gelar sebagai decacorn. Benar-benar everyday superapp! Apakah kamu salah satu pengguna Grab, Ladies?