Fimela.com, Jakarta Nasihat orangtua atau tradisi dalam keluarga bisa membentuk pribadi kita saat ini. Perubahan besar dalam hidup bisa sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai dan budaya yang ada di dalam keluarga. Kesuksesan yang diraih saat ini pun bisa terwujud karena pelajaran penting yang ditanamkan sejak kecil. Seperti kisah Sahabat Fimela yang diikutsertakan dalam Lomba My Culture Matters: Budayamu Membentuk Pribadimu ini.
***
Oleh: Nadia Nurfitria - Cilegon
Advertisement
Kehendak Tuhan Sejalan dengan Kehendak Ibu
Hidup dalam keluarga yang harmonis tentu dambaan setiap orang. Aku bersyukur karena lahir dan dibesarkan dalam keluarga yang rukun dan harmonis. Keluargaku hidup berkecukupan, akan tetapi tidak semua yang aku inginkan bisa didapatkan dengan mudah. Sedari kecil orangtuaku selalu menasihatiku agar berusaha terlebih dahulu untuk mendapatkan apa yang aku inginkan. Ya, aku harus menjadi juara kelas dulu misalnya. Dengan begitu aku bisa mendapatkan mainan atau apapun yang aku inginkan.
Orangtuaku pernah bilang, “Yang bisa kami berikan hanya pendidikan, bukan harta.” Orangtuaku sangat mengedepankan pentingnya akhlak dan ilmu. Di setiap kesempatan ibuku selalu menasihatiku untuk selalu bersyukur dan bersabar. Tidak hanya melalui kata-kata, aku melihat dan memperhatikan apa yang orangtuaku lakukan. Ibuku memang orang yang sangat sabar, pintar, dan energik. Melalui budaya dan pola hidup yang ditampilkan orangtuaku membuatku berpikir untuk bisa seperti ibuku dengan selalu menuruti apa yang ibuku katakan.
Dilema muncul ketika perbedaan sudut pandang antara ayah dan ibu dalam menentukan jenjang pendidikanku. Ayahku ingin agar aku sekolah di sekolah berstandar internasional. Sedangkan ibuku ingin aku bersekolah di sekolah lokal dengan banyak ajaran agama di dalamnya. Sebenarnya aku ingin memilih sekolah pilihan ayah, karena merasa banyak hal baru yang bisa aku dapatkan. Tetapi akhirnya aku memutuskan untuk memilih pilihan ibuku. Karena aku yakin bahwa kesuksesan seorang anak bergantung dari doa ibunya. Semua keinginan ibu aku penuhi bahkan sampai jenjang perkuliahan ibuku yang menentukan jurusan apa yang harus aku ambil.
Tidak berhenti sampai di situ, ketika memutuskan memilih pendamping hidup, aku pun menyerahkan sepenuhnya kepada ibuku. Aku yakin apapun yang ibuku inginkan terhadapku dari mulai memilih teman pergaulan, buku-buku yang aku baca, pendidikan, pekerjaan, dan pendamping hidup, itu semua pasti yang terbaik buatku.
Menjalani apa yang dinasihatkan ibu memang tidak semudah dan semulus seperti yang dikatakan. Sebagai seorang anak tentu ingin mengembangkan kemampuannya dengan cara dan pilihannya sendiri. Akan tetapi jika nasihat ibuku menurutku baik, tentu akan aku laksanakan. Karena hidup bukan tentang diri sendiri. Ada orangtua yang harus kita bahagiakan, ada saudara yang harus kita bantu, ada sesama manusia yang harus kita perhatikan. Jadi hiduplah sesuai aturan agama dan norma yang berlaku.
Banyak hikmah yang aku rasakan dan dapatkan dari menerapkan nasihat ibuku. Aku menjadi pribadi yang tangguh untuk bisa mendapatkan apa yang aku inginkan. Cita-citaku tercapai menjadi seorang dosen, mendapatkan pendamping hidup yang penyayang dan bertanggung jawab, serta kemudahan dalam memperoleh rezeki. Itulah keyakinan aku, bahwa kehendak Tuhan sejalan dengan kehendak seorang Ibu. Murkanya seorang ibu sejalan dengan murka-Nya Tuhan.