Sukses

Lifestyle

Buat Apa Sukses Kalau Cuma untuk Dinikmati Sendiri?

Fimela.com, Jakarta Nasihat orangtua atau tradisi dalam keluarga bisa membentuk pribadi kita saat ini. Perubahan besar dalam hidup bisa sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai dan budaya yang ada di dalam keluarga. Kesuksesan yang diraih saat ini pun bisa terwujud karena pelajaran penting yang ditanamkan sejak kecil. Seperti kisah Sahabat Fimela yang diikutsertakan dalam Lomba My Culture Matters: Budayamu Membentuk Pribadimu ini.

***

Oleh: R - Jakarta Timur

Definisi sukses versi keluargaku adalah bermanfaat bagi orang lain.

Aku terlahir dalam keluarga yang cukup mampu. Orangtuaku membuka usaha kecil yang hasilnya lebih dari cukup. Kami selalu mensyukuri itu. Namun walaupun demikian, ayahku selalu menerapkan pola hidup yang amat sederhana. Kenapa aku berkata demikian? Ya karena aku merasa orangtuaku tidak pernah menggunakan uang untuk hal yang tidak perlu, walaupun mereka mampu.

Bahkan saat kami menginginkan sesuatu, jika itu tidak ada hubungannya dengan sekolah atau kuliah, akan sangat mustahil untuk diwujudkan. Dulu aku pernah berpikir, kenapa sih harus begitu? Banyak teman-temanku yang kondisi keluarganya pas-pasan tapi tidak sulit bagi orangtua mereka untuk menuruti kemauan anak-anaknya.

Di samping itu, yang membuatku terkadang bingung, ayah sering membantu saudara-saudara kami yang membutuhkan. Aku melihat sendiri ayah tak pernah berat hati memberi uang kepada saudara-saudaraku di kampung.

Seiring bertambah dewasanya kami, kami mulai mengerti dan terbiasa.

Saat kami berkumpul, ayah perlahan-lahan menasihati kami. Ayah bilang, dalam hidup ini walaupun kita punya uang lebih, bijaklah menggunakannya. Memang banyak keperluan yang kita anggap penting, tapi masih ada yang lebih penting. Dan ada pula yang paling penting.

 

 

Setelah aku lulus kuliah, aku bekerja diperusahaan kecil di kotaku. Saat itu aku menerima gaji pertamaku yang tidak seberapa bila dibandingkan dengan sekarang. Aku yang sangat polos saat itu, menyampaikan gaji pertamaku itu kepada kedua orang tuaku.

Lalu saat itu, ayah berkata, "Syukurlah kalau kamu sudah menerima hasil keringatmu. Sedikit atau banyak jangan lupa bersyukur. Pergunakan baik-baik. Yang pertama, gunakanlah itu untuk keperluanmu, terutama untuk kesehatanmu. Karena untuk apa kamu bekerja kalau kamu tidak sehat? Yang kedua, kamu harus bersosial. Perhatikan adik-adikmu. Apalah artinya kamu berhasil jika hanya untuk dirimu sendiri. Ketiga, menabung. Jika gajimu banyak, tabunglah yang banyak. Jika gajimu sedikit, tabung sedikit tidak apa-apa. Pokoknya jangan sampai tidak menabung."

Dan kini aku sudah bekerja sebagai karyawan tetap di sebuah perusahaan besar. Tinggal di kota Jakarta, tidak sedikit godaan untuk bergaya hidup glamor. Tapi aku merasa itu bukan diriku. Aku tidak takut kehilangan teman yang menganggapku tidak gaul.

Nasihat ayah sudah mendarah daging di dalam diri kami anak-anaknya. Aku menyadari ada kebahagiaan tersendiri ketika aku berbagi. Membelikan adik-adikku sesuatu yang dapat memotivasi mereka. Memperhatikan saudara dan keponakanku (dari sepupu) yang di kampung, yang kehidupannya tidak seberuntung kami.

Pesan ayah yang akan selalu kuingat, "Jika kamu sukses nanti jangan pernah sombong. Orang lain juga harus merasakan suksesmu." Aku pun selalu tanamkan dalam diriku, bahwa definisi sukses itu bukan hanya meraih impian dan bisa membeli apapun yang aku mau. Tapi sukses itu berarti bermanfaat bagi orang lain.

 

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading