Fimela.com, Jakarta Pernah nggak sebuah konflik muncul hanya karena kekasih kembali follow akun media sosial mantannya? Atau mungkin kita marah pada pasangan yang ternyata ketahuan pernah unfollow akun media sosial kita? Hidup di era digital seperti ini, urusan follow dan unfollow bisa begitu rumit dan pelik.
Melihat gebetan ternyata follow kita bisa memberi kebahagiaan sendiri. Tapi begitu tahu gebetan kita mem-follow perempuan lain, kita jadi cemburu buta. Saat kita memutuskan unfollow gebetan tapi masih sering stalking akun media sosialnya, kita malah makin merasa insecure sendiri. Hidup jadi terasa makin rumit dan memusingkan karena tombol follow dan unfollow.
Jika Sudah Melibatkan Perasaan, Tombol Follow/Unfollow Bisa Mendatangkan Masalah
Advertisement
Semua yang ada di media sosial bisa menimbulkan prasangka. Berbagai hal yang ditampilkan di media sosial bisa menimbulkan berbagai tanya hingga kesimpulan sendiri. Sesimpel follow dan unfollow pun bisa memicu masalah bila tak dilakukan dengan akal sehat.
Kita tetap perlu menjaga pikiran tetap jernih. Penting untuk selalu tetap bijak menggunakan platform media sosial. Ya, kita punya hak sendiri mau melakukan apa dengan akun media sosial kita. Tapi akan sangat disayangkan bila persoalan follow dan unfollow memicu masalah besar.
Kurangi Prasangka, Perbaiki Komunikasi untuk Bisa Saling Mengonfirmasi
Saatnya untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasi kita. Tak hanya sekadar berprasangka atau menyimpulkan sesuatu hanya dari sudut pandang kita, tapi juga perlu melakukan konfirmasi dari hal-hal yang selama ini belum kita sadari sepenuhnya.
Misal, ada mantan yang kembali mem-follow akun media sosial kita. Di sini mungkin akan ada banyak kemungkinan yang terjadi. Bisa jadi ia ingin balikan, penasaran dengan kehidupan barumu, atau hanya sekadar iseng. Daripada terus menebak-nebak, kita bisa langsung tanya saja padanya alasannya kembali mem-follow kita. Dengan tetap menjaga pikiran kita untuk tetap netral juga, ya.
Saat Sudah Menjalin Hubungan yang Serius, Penggunaan Media Sosial Juga Perlu Diobrolkan
Setiap pasangan pasti punya cara sendiri dalam menyikapi penggunaan dan aktivitas di media sosial. Ada baiknya memang hal ini dibicarakan atau sekadar diobrolkan dengan lebih terbuka. Biar tidak muncul prasangka buruk atau kecurigaan yang tak beralasan. Sebagai contoh, karena pasangan kita tipe yang cemburuan, kita bisa coba jelaskan lebih dulu padanya soal siapa saja teman terdekat kita yang sudah kita follow sejak lama.
Persoalan sesederhana follow dan unfollow bisa jadi rumit dalam urusan cinta. Baik itu ketika hanya saling suka atau punya gebetan hingga ketika sudah punya pasangan. Kalau Sahabat Fimela sendiri, ada pengalaman unik dan tak terlupakan nggak yang berkaitan dengan persoalan follow dan unfollow di media sosial?