Fimela.com, Jakarta Apapun mimpi dan harapanmu tidak seharusnya ada yang menghalanginya karena setiap perempuan itu istimewa. Kita pun pasti punya impian atau target-target yang ingin dicapai di tahun yang baru ini. Seperti kisah Sahabat Fimela ini yang kisahnya ditulis untuk mengikuti Lomba My Goal Matters: Ceritakan Mimpi dan Harapanmu di Tahun yang Baru.
***
Oleh: Vina - Kendal
Advertisement
Sebagai seorang karyawan tentunya gaji tiap bulan adalah sumber penghasilan utamanya. Namun, seringkali gaji yang sebulan ditunggu habisnya pun hanya sebentar saja untuk menutup kebutuhan sehingga harus hati-hati dan hemat dalam pengeluaran selanjutnya. Sepertinya itu yang terjadi pada kebanyakan karyawan, atau hanya terjadi pada saya saja, entahlah.
Yang Jelas tahun 2019 ini besar keinginan untuk mulai belajar menabung dari nominal yang kecil dahulu. Kenapa dari nominal yang kecil? Karena saya tipe yang sulit sekali untuk menabung, sudah pernah mencoba berkali-kali gagal pula. Dengan mengingat bahwa harus ada dana darurat, biaya anak sekolah dan mimpi besar lainnya saya berharap bisa konsisten dengan mulai menyisihkan gaji untuk menabung dan melawan dengan sekuat tenaga kemalasan dari diri saya sendiri. Saya kagum dengan orang tua walaupun bukan orang kaya tapi kok tetap bisa saja ada tabungan. Mungkin saya mulai dengan meminta bantuan teman di bagian gaji untuk memotong sekian gaji saya dan didebet di rekening khusus tabungan.
Ada satu harapan besar lainnya di tahun 2019 ini yang menjadi mimpi saya dari dulu, yaitu mempunyai usaha sendiri di luar pekerjaan saya sebagai karyawan. Selain memang tujuannya mencari penghasilan tambahan untuk keluarga, sepertinya ada kepuasan tersendiri ketika usaha kita diterima oleh konsumen apalagi dapat bermanfaat bagi banyak orang. Sungguh menyenangkan apabila kita juga dapat mensejahterakan keluarga dan dapat memberi orang tua lebih banyak lagi. Walaupun tentunya saya sadar sepenuhnya itu semua tidak dapat secara instan dan harus melalui proses. Seringkali rencana sudah ada namun tergerus dengan kepentingan lain dan terlupakan.
Sepertinya saat ini tertarik di bidang kuliner karena kebetulan suami pandai memasak. Namun karena minimnya modal dan pengetahuan saya tidak bisa tiba–tiba mendirikan warung makan di pinggir jalan besar dan berharap langsung ramai pengunjung hehe. Saya punya opini sendiri bahwa untuk memulai usaha kita harus mempunyai pengetahuan yang cukup untuk usaha yang akan kita jalani. Jadi sepertinya dimulai dengan mencari kursus memasak untuk suami di lokasi yang terdekat dengan rumah kami. Hal ini saya harap dapat meng-upgrade pengetahuan dan pengalaman keluarga kami.
Membicarakan soal anak adalah hal yang paling membuat saya jadi melankolis. Kehadiran mereka seketika mengubah hidup saya baik dari karakter, kemandirian, dan tanggung jawab. Semua orangtua pasti mengharapkan yang terbaik untuk anak–anaknya. Pernah saya berpikir ternyata begini banget ya rasanya jadi orangtua. Mengesampingkan ego masing–masing demi kebahagiaan anak. Tidak mau anaknya sampai sakit atau merasakan tidak nyaman. Apalagi di zaman sekarang saya pikir tidak cukup anak hanya mendapat pelajaran di sekolah, harus mempunyai pengetahuan agama dan ketrampilan lain di luar sekolah.
Saya dibesarkan di keluarga sederhana, sekolah sampai lulus kuliah adalah berkah dan warisan dari orang tua yang tidak ternilai harganya. Namun saya tidak mempunyai kesempatan untuk mengikuti les di luar sekolah untuk mengembangkan bakat dan passion saya. Maka, saya ada rencana di tahun ini untuk mulai memberikan les anak di luar jam sekolah.
Untuk anak pertama saya yang berumur 8 tahun akan saya mulai dengan les berenang. Saat ini dia suka sekali berenang. Matanya berbinar setiap kali diajak berenang. Sedangkan anak saya yang kedua (5 tahun) dimulai dengan les mewarnai. Dia sedang senang mencorat-coret apa saja dan mengenal berbagai warna. Anaknya sangat aktif. Mudah-mudahan bisa memberikan pengalaman baru dan belajar untuk fokus. Saya berharap bukan hanya sebagai kesenangan saja, tapi bisa menjadi bekal hidup untuk masa depan mereka kelak. Mereka juga mempunyai kesibukan positif yang dapat bermanfaat, bukan cuman bermain di rumah melihat televisi dan gadget. Tapi yang lebih penting mereka bahagia, penuh perhatian dan pengalaman masa kecil positif yang dapat diingat selamanya.
Terakhir mimpi yang ingin saya wujudkan di tahun ini adalah mulai memperhatikan diri saya sendiri. Mengapa? Karena setelah menikah dan merawat anak, saya sibuk mengurus keluarga dan bekerja. Juga sibuk dalam kegiatan keagaaman yang menyita waktu. Di usia 33 tahun ini, anak–anak sudah cukup besar, saya ingin mulai merawat diri saya sendiri, minimal melakukan facial di salon. Paling tidak bisa me-refresh jiwa dan pikiran di tengah kehidupan yang semakin membutuhkan energi.
Selain itu ingin lebih aktif menyalurkan hobi saya membaca dan menulis. Saya termasuk orang yang mempunyai banyak ide cerita di otak, namun tidak pernah terealisiasi dalam tulisan hehe. Jadi semua hilang begitu saja. Saya suka dengan anak–anak, membuat cerita seperti fabel atau cerita fiksi anak adalah impian saya dari dulu. Meskipun sekarang tidak mempunyai pengalaman dan pengetahuan tentang menulis, saya mau mencoba pelan–pelan menuangkan ide yang di kepala sambil terus mencari referensi. Alangkah senangnya jika suatu saat karya saya dibaca oleh anak–anak di luar sana, memberikan contoh positif untuk anak dan turut memberikan sumbangan untuk berimajinasi secara kreatif. Kok sepertinya mimpinya muluk–muluk ya hehe. Tak apa paling tidak sudah ada niat baik dan akan saya mulai dari nol. Semoga semua harapan di atas tidak hanya sebagai cerita pembuka yang manis di awal tahun dan menguap tidak bersisa di akhir tahun.