Fimela.com, Jakarta Apapun mimpi dan harapanmu tidak seharusnya ada yang menghalanginya karena setiap perempuan itu istimewa. Kita pun pasti punya impian atau target-target yang ingin dicapai di tahun yang baru ini. Seperti kisah Sahabat Fimela ini yang kisahnya ditulis untuk mengikuti Lomba My Goal Matters: Ceritakan Mimpi dan Harapanmu di Tahun yang Baru.
***
Oleh: N - Samarinda
Advertisement
Tahun 2019, berarti tahun ini usiaku tepat 30 tahun. Perempuan dengan usia 30 tahun, harusnya sudah benar-benar memikirkan tentang pernikahan. Aku harus menikah tahun ini. Mungkin hal seperti itu yang dipikirkan sebagian besar para perempuan. Namun pada kenyataannya, tidak padaku.
Usiaku tahun ini memang 30 tahun. Tapi aku tetap tidak ingin terburu-buru dan memaksa menikah. Aku tidak ingin mengkhawatirkan tentang jodoh. Aku selalu percaya jodoh itu urusan Tuhan. Aku tak perlu khawatir, jika aku khawatir, aku menghina Tuhan. Hal itu yang aku pikirkan dan aku percaya. Di usiaku yang 30 tahun ini, goal-ku sederhana. Aku hanya ingin sehat dan bahagia.
Setelah mama meninggal 3 tahun lalu, aku terlalu sering menyendiri. Aku terlalu menyakiti diriku sendiri dengan menarik diri dari keramaian. Aku terlalu sedih sehingga lupa bagaimana aku harusnya tetap bahagia seperti keinginan mama saat anak perempuannya lahir ke dunia. Jadi kupikir, tahun ini harus menjadi tahun yang baru untuk hidup aku. Aku ingin menjalani kehidupan yang bahagia.
Saat malam tahun baru, aku membuat beberapa catatan kecil tentang apa saja yang aku harus lakukan agar kebahagiaanku semakin lengkap. Aku membuat beberapa target tentang pola hidup sehat. Aku ingin menjadi vegetarian yang konsisten dan memiliki olahraga yang rutin. Aku memang termasuk perempuan yang menikmati pola hidup sehat. Aku sudah menerapkannya dalam beberapa tahun belakangan. Walaupun aku masih tetap suka makan junk food untuk sekali waktu. Aku juga sudah rutin melakukan olahraga yoga. Tahun ini, aku ingin belajar berenang. Aku ingin selalu sehat agar bahagiaku sempurna.
Target utama aku untuk bahagia sebenarnya adalah liburan. Tahun ini aku ingin berlibur ke berbagai tempat lebih banyak lagi. Jika tahun kemarin aku berlibur ke Derawan Island Berau, Jakarta, Yogyakarta, Palangkaraya, Bali, Malaysia, Thailand, dan Singapura, tahun ini aku ingin ke banyak tempat lainnya. Aku ingin belajar banyak hal dari tempat-tempat yang aku kunjungi. Aku ingin mengeksplorasi seluas-luasnya dunia ini. Hidup terlalu membosankan jika hanya dihabiskan di balik meja kerja.
Dengan banyak melihat dunia baru, aku yakin bahwa aku juga akan belajar banyak hal baru. Baik itu secara pengetahuan atau pun tentang psikologiku sendiri. Aku ingin melihat dunia dari sudut pandang yang berbeda. Mungkin aku terlalu lama menyendiri, sehingga selalu melihat permasalahan hanya dari satu sisi. Akhirnya aku jadi terlalu sering negative thinking. Dan itu mengganggu.
Tahun baru, hidup baru. Perilaku yang baru, sudut pandang yang baru. Hidup tak hanya melulu sekedar percintaan atau pekerjaan. Daripada sibuk ditanya kapan menikah oleh banyak orang, aku lebih memilih sibuk menabung agar bisa pergi liburan.
“Hey girl, jangan khawatirkan tentang pernikahan, jangan khawatirkan tentang pekerjaan. Jodoh dan rezeki itu urusan Tuhan. Biarkan Dia yang mengaturnya. Jalani saja hidupmu. Nikmati setiap proses yang kamu lalui. Jatuh ya bangkit lagi. Momen-momen yang kamu lalui hanya akan kamu lewati sekali. Jadi nikmatilah.” Kalimat itulah yang selalu aku ucapkan untuk diriku sendiri. Bahagia itu diciptakan. Siapa lagi yang akan menciptakan kebahagiaan jika tidak dari diri kita sendiri.
Tahun ini targetku adalah pergi umroh dan berlibur ke Jepang. Hidup terlalu berharga untuk disia-siakan.