Fimela.com, Jakarta Apapun mimpi dan harapanmu tidak seharusnya ada yang menghalanginya karena setiap perempuan itu istimewa. Kita pun pasti punya impian atau target-target yang ingin dicapai di tahun yang baru ini. Seperti kisah Sahabat Fimela ini yang kisahnya ditulis untuk mengikuti Lomba My Goal Matters: Ceritakan Mimpi dan Harapanmu di Tahun yang Baru.
***
Oleh: Enda Apriani - Yogyakarta
Advertisement
Setiap awal tahun biasanya setiap orang akan mempunyai impian atau resolusi masing-masing. Tidak terkecuali saya. Keinginan terbesar dalam tahun 2019 ini bagi saya, yaitu bisa melakukan penghematan dalam pengeluaran sehari-hari. Terlihat simpel, bukan? Tetapi tidak bagi saya. Kenapa? Karena pada dasarnya saya adalah tipe orang yang menurut saya sendiri dan orang-orang di sekitar saya termasuk cukup boros dalam mengeluarkan uang.
Untuk itulah sebabnya, menjelang pergantian tahun 2018 kemarin saya sudah bercerita ke orang-orang di sekitar saya, baik suami maupun teman–teman terdekat saya untuk bisa mendukung kesuksesan resolusi 2019 saya. Meskipun mereka justru menertawakan saya. Mereka beranggapan pola hidup saya sudah melekat dengan sifat boros dan susah berubah. Tapi bagi saya tertawaan mereka itu justru makin menguatkan saya untuk lebih tertantang bisa mensukseskan resolusi saya.
Pengiritan ini bukanlah tanpa tujuan. Pertama, dengan saya melakukan pengiritan, maka saya bisa travelling kemanapun saya suka. Sebenarnya travelling ini bukanlah hobi utama saya. Saya mulai menyukai dunia travelling sejak saya berkeluarga. Kemanapun bepergian, selalu bersama keluarga kecil saya. Meskipun lebih sering menempuh perjalanan dengan mobil pribadi dan cukup merepotkan apabila bepergian dengan jarak ratusan kilometer bersama dua orang balita, tapi hal itu ternyata mengasyikan bagi saya. Saya dan suami cukup kompak dalam mengurus anak-anak kami selama bepergian jauh. Oya, someday saya bisa travelling ke suatu tempat di mana saya belum pernah mengunjungi tempat itu sebelumnya. Untuk itulah, saya perlu memberikan penyisihan dana di bagian ini. Karena travelling membutuhkan dana yang tidak sedikit.
Kedua, dengan pengiritan, maka saya bisa menabung untuk menyicil membeli mobil. Meskipun untuk melakukan program pengiritan, saya harus kencangkan ikat pinggang agar kegiatan foya-foya saya tidak terjadi lagi di masa yang akan datang. Minimal saya bisa mengurangi, meskipun harus dilakukan secara bertahap. Tapi setidaknya niatnya diawal sudah kencang duluan, hehe. Oya, kenapa saya merasa perlu membeli mobil padahal saya sudah mempunyai 1 mobil sebelumnya? Hal ini dikarenakan saya dilarang menggunakan mobil yang ada oleh anak bungsu saya. Kenapa? Karena anak bungsu saya menganggap mobil itu adalah miliknya dan hanya boleh disetir oleh ayahnya, haha. Okelah kalau begitu resolusi kedua saya adalah bisa membeli mobil lagi.
Â
Kalau bicara soal karier, saya yang nota bene adalah seorang dosen PTS swasta di Yogyakarta, tentunya ingin bisa meningkatkan lagi jabatan fungsional saya. Ditambah lagi saya berharap bisa lulus serdos tahun ini, di mana tahun lalu saya gagal dalam mendapatkan pengakuan negara dalam sertifikasi dosen. Saya ingin bisa produktif lagi di tahun ini, seperti menulis jurnal, menulis buku, dan hal-hal lainnya dalam kegiatan tri dharma Perguruan Tinggi.
Resolusi dalam keluarga, sekiranya sama saja dengan yang lain. Siapapun pasti ingin keluarganya bahagia, jauh dari hal-hal negatif, dan sebagainya. Sebagai seorang ibu, tentunya saya ingin anak-anak saya bisa tumbuh dan berkembang layaknya anak-anak seusia mereka. Dalam menjalankan profesi saya sebagai wanita karier dan ibu rumah tangga, tentulah tidak mudah. Hal inilah yang biasanya menjadi dilema bagi ibu-ibu yang rangkap pekerjaan. Tetapi saya sangat bersyukur sekali suami sangat mendukung dalam hal ini. Bersama suami, kami mengasuh anak-anak dalam lingkaran kasih sayang. Meskipun itu tidak mudah, tapi kami sepakat untuk bisa memberikan pengasuhan yang terbaik bagi mereka.
Tetapi inti dari resolusi 2019 ini bagi saya pribadi adalah saya bisa menjalankan kehidupan saya lebih baik dari tahun sebelumnya. Tidak perlu berandai-andai terlalu tinggi apabila kita sendiri tidak mampu untuk menjalaninya. Bukan pesimis, tetapi tentu saja resolusi ini bisa dijadikan tolak ukur kita dalam meraih kesuksesan di tahun yang akan datang. Kita sendiri yang tahu seberapa mampu kita dalam meraih kesuksesan. Selamat meraih mimpi Perempuan Hebat Indonesia!
Â