Fimela.com, Jakarta Apapun mimpi dan harapanmu tidak seharusnya ada yang menghalanginya karena setiap perempuan itu istimewa. Kita pun pasti punya impian atau target-target yang ingin dicapai di tahun yang baru ini. Seperti kisah Sahabat Fimela ini yang kisahnya ditulis untuk mengikuti Lomba My Goal Matters: Ceritakan Mimpi dan Harapanmu di Tahun yang Baru.
***
Oleh: Valentina Bangun - Jakarta Barat
Advertisement
Sudah cukup saya menjadi seseorang yang terus menerus berusaha mengikuti kemauan banyak orang atau bisa dibilang menjadi yang orang-orang suka. Kenapa saya merasa cukup, karena menjadi apa yang orang suka benar-benar sangat melelahkan bahkan menyiksa batin saya, tenaga juga.
Saya adalah anak pertama di keluarga, jadi sudah menjadi tuntutan sejak kecil bahwa saya harus melakukan hal-hal dengan sebaik-baiknya (harus sempurna) supaya menjadi panutan bagi 3 orang adik saya. Di awal saya merasa tidak keberatan, terbukti dengan saya selalu pendapat peringkat satu di sekolah. Namun lama kelamaan tuntutan semakin menyiksa saya. Bukan berarti saya menjadi malas atau tidak rajin, tapi sudah cukup karena saya sekarang sudah dewasa dan adik-adik juga sudah tahu mana yang benar dan mana yang salah. Saya ingin hidup dengan cara saya sendiri, tanpa harus didikte dengan alasan yang terlihat cukup logis namun berakibat tekanan atau boomerang ke diri saya sendiri.
Di sisi lain,di lingkungan sosial pergaulan, saya adalah salah satu founder sebuah beauty community. Dengan latar belakang itu, saya dituntut untuk menjadi lebih sabar dan seperti sosok yang tidak punya perasaan dan permasalahan. Banyak hal yang harus saya handle, yang harus saya selesaikan demi kesejahteraan member saya. Banyak tingkah laku member yang seolah jika ada kesalahan dari pihak luar maka kami harus menanggungnya, padahal itu di luar wewenang kami.
Menghadapi banyak orang memang perlu trik khusus dan yang paling utama harus sabar, saya tampak seperti penjual senyum padahal diri sendiri sudah cukup lelah dan tetap di tuntut ramah dan lembut. Jujur saya berusaha tetap ramah dan lembut namun jika harus terus menerus menerima perlakuan seolah saya harus terus menerus menjadi sosok yang super, bersedia disalahkan namun bisa tetap baik-baik saja, jadi sosok yang harus menyelesaikan semua masalah di komunitas, dan masih banyak lagi, saya agak kesulitan menurutinya. Bukan berarti saya menyerah dan mengabaikan kepentingan orang banyak.
Berdasarkan uraian di atas maka di tahun 2019 ini, saya mulai memberanikan diri memberi porsi bagi diri saya untuk tidak mengabaikan perasaan saya lagi. Saya ingin mulai menyayangi diri sendiri tanpa harus memaksakan diri untuk menjadi sosok yang menyenangkan semua orang. Saya mau punya banyak waktu menyendiri (me time) mendengarkan diri saya, berdialog dengan diri saya.
Saya juga tidak mau lagi habis waktu dan tenaga untuk memikirkan banyak kepentingan orang. Saya akan tetap menjalankan tanggung jawab saya namun saya juga ingin sedikit lebih santai. Jadi untuk meraih kebahagiaan diri sendiri saya pun harus berhati-hati tanpa harus melakukan kesalahan fatal atau menyakiti orang yang berharap kepada saya.
Saya berharap dengan goal sederhana namun sangat saya butuhkan ink, saya bisa menjadi diri saya yang terbaik versi saya. Saya bisa lebih santai, lebih bisa menikmati apa yang menjadi mau saya namun tetap bertanggung jawab. Saya juga bisa lebih mencintai diri sendiri maka saya bisa mencintai orang lain dengan porsi yang benar.
Saya mau menjalani 2019 dengan lebih bisa menikmati hidup karena waktu sangatlah singkat tanpa bisa menikmati hidup itu sendiri. Saya tahun 2019 mau mewujudkan mimpi saya yang tertunda yaitu jalan-jalan keliling Indonesia sebagai reward untuk pencapaian saya di titik ini. Target saya minimal tiga provinsi di setiap pulau. Saya yakin saya bisa mewujudkan semua yang saya tulis di atas asal ada tekad dan kemauan. Semangat.