Fimela.com, Jakarta Brand Kopi Kapal Api pun meluncurkan program Secangkir Semangat #BuatNyataTujuanmu pada Mei 2018 lalu dan saat ini telah menjelang tahap penjurian 20 peserta dengan konsep sociopreneurship terbaik. Mereka menyisihkan lebih dari 5.000 proposal yang didaftarkan hingga 30 September 2018.
Sejak diluncurkan, program Secangkir Semangat #BuatNyataTujuanmu telah menghadirkan serangkaian kegiatan, yaitu Networking Day, Appreanticeship, Workshop Sociopreneur, Campus Talk hingga Prototype Mentoring. Di tahap penjurian akhir, kedua puluh peserta tersebut akan diberi waktu untuk mempresentasikan gagasan usahanya masing-masing di hadapan para juri.
“Tentunya kami mencari milenial dengan jiwa sociopreneur. Tidak hanya seorang visioner yang realistis, selalu ingin belajar dan tidak takut gagal, tetapi juga seseorang dengan jiwa kemanusiaan yang tinggi dan memiliki kreativitas sehingga mampu jadi problem solver untuk membantu atasi masalah sosial yang ada di Indonesia,” jelas Yoris Sebastian, Founder & Creative Thinker OMG sebagai salah satu juri.
Advertisement
BACA JUGA
Badan Ekonomi Kreatif turut mendukung program Secangkir Semangat #BuatNyataTujuanmu sejak tahap awal. Program ini terbukti menunjukkan kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, praktisi dan para pelaku wirausaha sosial sebagai komitmen bersama dalam meningkatkan ekonomi kreatif.
"Selain itu, menyebarnya ‘virus’ sociopreneurship di kalangan generasi muda Indonesia menjadi indikator positif terhadap pertumbuhan ekonomi nasional dan harapan bagi munculnya beragam solusi permasalahan sosial-ekonomi di tataran masyarakat,” jelas Kepala Badan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, Triawan Munaf yang turut hadir di kawasan Gondangdia, Jakpus, Selasa (15/1/2019)
Johnway Suwarsono, Group Brand Manager Kapal Api mengatakan, “Kami mengucapkan selamat dan memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada 20 peserta terbaik program Secangkir Semangat #BuatNyataTujuanmu. Namun demikian hendaknya mereka tidak berpuas diri, sebaliknya kami harap mereka dapat menyumbangkan kontribusi nyata terhadap pemberdayaan ekonomi masyarakat dan memberi warna tersendiri bagi perkembangan tren sociopreneurship di Indonesia,” katanya.
Senada dengan Yoris, Founder Yayasan Cinta Anak Bangsa, Veronica Colondam mengatakan, “Ketika seorang sociopreneur sejati mengalami kegagalan, ia secara konsisten akan menerapkan trial dan improve, menjadi lebih jeli dan tajam dalam melihat peluang, serta dalam memanfaatkan dukungan ekosistem untuk mendukung usaha sosialnya. Dan tentunya, sebuah usaha," katanya.
Hal itu juga yang dirasakan dan dialami salah satu peserta dari Semarang, Sasi Syifaurahmi. Sasi membuat batik dengan motif dan pewarna dari mangrove. Tanaman limbah yang dianggap hama ini diolah menjadi bahan pewarna batik alami.
"Butuh ratusan kali ujicoba selama setahun untuk mendapatkan formula yang tepat agar mangrove bisa menjadi pewarna batik. Kini saya dan teman-teman ini mengembangkan progam ini, makanya saya tertarik untuk ikut progam Secangkir Semangat," katanya.