Fimela.com, Jakarta Apapun mimpi dan harapanmu tidak seharusnya ada yang menghalanginya karena setiap perempuan itu istimewa. Kita pun pasti punya impian atau target-target yang ingin dicapai di tahun yang baru ini. Seperti kisah Sahabat Fimela ini yang kisahnya ditulis untuk mengikuti Lomba My Goal Matters: Ceritakan Mimpi dan Harapanmu di Tahun yang Baru.
***
Oleh: Yang Nofiar Desmayani - Sukoharjo
Advertisement
“Kalau aku jadi kamu, bisa pecah kepalaku.”
Aku tersenyum mendengar tanggapan Mbak Chotimah.
“Kok bisa sih, mbak. Jadwal kamu itu udah padat banget, tahu? Apa kamu nggak capek?” tanya mbak Chotimah penasaran.
“Ya capek lah,” jawabku singkat.
“Nah, terus gimana?”
“Nikmati saja semua prosesnya, Mbak. Akan indah pada akhirnya, aku yakin itu," kataku menutup pembicaraan sambil berlalu dari hadapannya.
Bagi beberapa teman yang telah lama mengenalku, perubahanku sekarang pasti membuat mereka terkaget-kaget. Aku yang dulu dikenal kalem, pendiam, ringkih alias sering sakit-sakitan dan cenderung penyendiri, kini menjelma menjadi sosok yang cukup asing di mata mereka. Fashionable, berwatak keras, disiplin waktu dan sering hangout dengan teman-teman adalah pribadiku yang baru.
Apa yang terjadi pada diriku?
Tahun 2018, aku mengalami banyak musibah. Rumah tangga yang mengalami masalah, ayahku meninggal dan kondisi kesehatanku yang nge-drop hingga sempat divonis mengalami sakit yang cukup serius. Akibatnya depresi dan rasa percaya diriku bagai berada di titik nol. Aku menjadi pribadi yang sangat sensitif, mudah tersinggung dan menutup diri dari pergaulan. Bahkan SMS yang masuk ke HP sering kuhapus tanpa kubaca terlebih dahulu. Aku benar-benar down.Namun punya teman-teman yang senantias menguatkanku adalah suatu keberkahan yang dikirimkan Allah padaku. Berkat mereka, aku bangkit menata kembali hidupku. Motivasi mereka membuatku mengenali kembali potensi yang ada pada diriku. Perlahan aku bangkit.
Aku memutuskan untuk lebih mandiri dan menjadi pribadi yang tangguh. Aku mulai menyibukkan diri dengan segudang aktivitas agar pikiranku terkonsentrasi pada hal-hal yang bermanfaat. Memutuskan kembali kerja kantoran agar memiliki kemandirian secara finansial, menjadi pelatih renang di akhir pekan dan menulis aktif di berbagai media di sela-sela waktu istirahatku.
Tujuh hari full aku jalani dengan aktivitas yang padat. Larangan dokter agar aku tidak olahraga berat kuabaikan dengan rajin check kesehatan, minum obat, dan tidak menerima murid renang terlalu banyak agar aku tidak kelelahan. Semua kujalani dengan sepenuh hati. Dan aku begitu menikmatinya sehingga tanpa terasa aku menjadi lebih disiplin dalam mengatur waktu, dan tidak membiarkan hal-hal negatif mempengaruhi pikiranku.
Tanpa terasa aku telah melewati tahun 2018 dengan kisah perjalananku yang begitu dramatis. Bersyukur aku bisa bangkit dan kembali bersemangat menjalani hidup. Aku mengakhiri tahun 2018 dengan penuh sukacita. Karena aku yakin dan optimis di tahun 2019, hidupku menjadi lebih baik lagi.
So, what are my goals in 2019? Tentu saja menjadi wanita yang mandiri, tangguh dan senantiasa bersyukur. Aku bersyukur telah mengalami dan melewati rintangan hidup di tahun 2018 dan meski di tahun 2019, pastilah aku akan mengalami cobaan hidup yang lain, tapi aku optimis menghadapinya. Aku telah lulus dalam ujian hidup sebelumnya, tentu saja aku harus kembali lulus di ujian hidup berikutnya, bukan? Selama aku mengingat Allah dan berada dalam lingkungan teman-teman yang senantiasa mendukungku, aku yakin aku bisa.