Fimela.com, Jakarta Apapun mimpi dan harapanmu tidak seharusnya ada yang menghalanginya karena setiap perempuan itu istimewa. Kita pun pasti punya impian atau target-target yang ingin dicapai di tahun yang baru ini. Seperti kisah Sahabat Fimela ini yang kisahnya ditulis untuk mengikuti Lomba My Goal Matters: Ceritakan Mimpi dan Harapanmu di Tahun yang Baru.
***
Advertisement
Oleh: Marina Galuh Kirana - Yogyakarta
Well, tahun 2018 adalah tahun kesabaran untuk saya, karena pada tahun itu saya terjebak dalam zona nyaman yang membosankan. 2018 adalah tahun di mana saya puas jumpalitan hidup di ibu kota demi mengais rezeki dan membuat ijazah saya berguna. Dan ya, hidup di rantau dan jauh dari keluarga itu berat. Seorang melankolis seperti saya ini dituntut untuk menjadi mandiri dan berani, tapi menahan rindu lebih sulit dari yang diduga. Belum lagi atasan saya di kantor, dengan kelebihan kerutan dan urat marah yang tiada duanya. Kerjaan bertumpuk yang monoton pun sukses membuat saya berpikir bahwa yang penting saya kerja dan tidak menjadi pengangguran. Saya pun bertahan bersama rekan seperjuangan sebagai penghiburan.
Pertengahan tahun badai pun datang. Ibu sakit, dan perusahaan pun dikabarkan akan ditutup dan akan pindah ke daerah lain, tidak akan ada kenaikan gaji untuk tahun berikutnya, hanya akan ada tawaran untuk dipindahkan sebagai pilihan terbaik. Tidak berpikir dua kali, saya pulang berbekal gaji satu bulan tanpa pesangon, karena saya belumlah karyawan tetap.
Kembali pulang ke Yogyakarta merupakan hal yang baik, udara segar pedesaan dan lingkungan sekitar rumah sukses mengobati saya dari kontaminasi kesumpekan, polusi, dan semua permasalah di Jakarta. Saya menikmati hari-hari saya sebagai pengangguran baru dengan sangat baik. Mengikuti jadwal terapi ibu, mengerjakan semua pekerjaan rumah, jalan-jalan ke berbagai tempat, bertemu saudara dan menikmati waktu serta gaji yang tersisa. Semua berjalan nyaman hingga keuangan semakin menipis, tak ada pemasukan dan pengeluaran tetap berjalan. Lamaran pekerjaan pun belum ada yang diterima. Ya, saya stres dengan beban moral sebagai pengangguran.
Oke, 2018 tidak lantas menjadi sesuram yang saya ceritakan sebelumnya. Ada banyak saat menyenangkan yang saya habiskan selama menjadi perantauan, sebagai penghiburan. Saya beruntung karena memiliki teman-teman yang baik dan asik, baik di kost maupun di kantor. Mereka adalah orang-orang yang menyenangkan dan membuat saya berat meninggalkan Jakarta.
Maka dari itu, tahun 2019 saya akan memulainya dengan tetap berhubungan baik dengan mereka dan melupakan beban masa lalu. Saya sudah bertekad untuk melebur semua penyesalan dan masalah tahun lalu bersama letusan kembang api.
Nah, yang akan saya lakukan pertama kali di tahun 2019 adalah DIET!
Kebayang kan, empat bulan jadi pengangguran dan dirayu sama setan malas, camilan yang standby di depan mata, drama Korea seru di laptop, setumpuk komik dan novel, dan ya sekarang saya menjelma menjadi buntelan daging berbalut lemak dengan pipi dan perut bergelambir. Huh! Kekhilafan yang tak termaafkan. Akibatnya, saya mesti menurunkan setidaknya 10 kg untuk bisa jadi enak dilihat dan cantik di kamera. Saya pastikan untuk bisa memakai lagi baju-baju saya yang sekarang sempit. Jadi, olahraga dan pola diet yang tepat bisa menjadi awal yang baik.
Berikutnya, bekerja.
Dan ya, saya sudah mulai putus asa untuk dapat mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan saya. Mungkin saya sedikit idealis untuk dapat bekerja di bidang yang saya sukai dengan gaji yang lumayan dan jarak yang dekat dengan rumah. Tapi berkaca pada pekerjaan sebelumnya, saya tidak mau lagi asal kerja tanpa merasakan kesenangan bekerja. Saya akan bersabar hingga mendapatkan yang sesuai tentunya. Tapi usaha saya ini mungkin bisa dipikirkan lagi jika saya bisa berhasil dengan mimpi saya yang lain.
Sejak SMA saya selalu ingin menjadi pengusaha yang sukses. Menjadi bos di perusahaan saya sendiri dengan anak buah yang bisa diandalkan. Jadi, 2019 akan menjadi tahun perjuangan buat saya, berjuang untuk diet dan berjuang untuk usaha saya sendiri. Dan ya, memulai selalu lebih sulit dari pada tinggal menjalankan apa yang sudah ada. Tapi saya yakin saya bisa, dan akan saya lakukan.
Saya akan menjadi pedagang dengan merek dagang saya sendiri. Makanan dan pakaian akan menjadi target selanjutnya. Riset dan perencanaan sudah saya lakukan di penghujung tahun lalu, dan tahun ini adalah saatnya rencana saya dijalankan. Tidak mau berharap terlalu tinggi, karena kalau jatuh akan sakit. Jadi saya akan mulai dari ketinggian yang cukup mendebarkan namun tidak cukup kuat untuk membuat saya mundur.
Sebagai bonus untuk kerja keras saya nanti, agenda travelling keliling Indonesia sudah siap nangkring di must-to-do list di 2019. Oh iya rak buku saya sudah lapar dengan tambahan buku-buku baru, jadi toko buku akan menjadi tempat nongkrong favorit saya.
Sip. 2019 akan menjadi tahun perubahan, karena saya akan menjadi pengusaha cantik yang sukses! Amin.