Fimela.com, Jakarta Ketika masa kanak-kanak, masalah gigi kerap muncul. Mulai dari tumbuh gigi yang tak rata, karies hingga berlubang. Nah, ketika masalah gigi itu terjadi, sebaiknya orangtua segera memeriksakan buah hati ke dokter gigi agar tidak ada efek negatif lebih lanjut.
Seperti halnya yang disampaikan drg. Ahmed Setia Bakti Sp.BM, Koordinator Bamed Dental Care, memaparkan bahwa berbagai macam risiko dan komplikasi dapat terjadi pada penanganan yang lambat pada masalah atau kerusakan gigi anak.
Advertisement
BACA JUGA
Berbagai risiko dan komplikasi dapat timbul, yang pertama adalah infeksi odontogenik. Infeksi ini berasal dari gigi. Infeksi ini dapat meluas dan menjadi berat bahkan menyebabkan kematian bila tidak ditangani dengan adekuat.
Kematian akibat infeksi pada daerah stomatognati (sistem pengunyahan dan rongga mulut) dapat terjadi karena sepsis (respon inflamasi akibat adanya infeksi pada tubuh) atau karena tersumbatnya jalan nafas yang diakibatkan pembengkakan pada dasar mulut. Hal ini dapat menyebabkan terangkatnya lidah serta obstruksi (sumbatan) akibat dari pembengkakan yang terjadi.
Advertisement
Premature loss
Yang kedua adalah Premature loss gigi susu yang diakibatkan dari proses karies (gigi berlubang) yang tidak tertangani, pada kondisi ini risiko infeksi odontogenik juga dapat terjadi.
"Sehingga gigi susu harus tanggal sebelum waktunya (order of eruption) yang dikenal dengan istilah premature loss. Premature loss dapat menyebabkan maloklusi gigi geligi, dan berpengaruh secara tidak langsung terhadap fungsi pengunyahan, sehingga nutrisi berkurang dan pada akhirnya mengganggu proses tumbuh kembang anak," ujarnya.
Dokter Ahmed menambahkan, tata laksana untuk penanganan Infeksi Odontogenik seperti abses dilakukan dengan intervensi bedah, yaitu insisi drainage (mengeluarkan nanah/produk infeksi) di kamar bedah dengan bius total. Sedangkan untuk Premature loss, bisa dilakukan penanganan sedini mungkin terhadap proses karies.
Bila telah terjadi premature loss, agar dilakukan pemasangan space maintainer (menjaga ruang) terhadap benih gigi permanen yang akan erupsi (tumbuh). Bila sudah terjadi maloklusi gigi geligi, maka harus dilakukan modifikasi pertumbuhan gigi geligi permanen menggunakan alat orthodontic (kawat gigi).