Fimela.com, Jakarta Apapun mimpi dan harapanmu tidak seharusnya ada yang menghalanginya karena setiap perempuan itu istimewa. Kita pun pasti punya impian atau target-target yang ingin dicapai di tahun yang baru ini. Seperti kisah Sahabat Fimela ini yang kisahnya ditulis untuk mengikuti Lomba My Goal Matters: Ceritakan Mimpi dan Harapanmu di Tahun yang Baru.
***
Oleh: Feni Novida Saragih - Bandung
Advertisement
Tahun 2018 jadi tahun pendewasaan bagiku. Aku banyak belajar dari tahun 2018. Salah satunya adalah bahwa jika ingin merasakan perubahan yang signifikan, semua harus dimulai dari niat yang benar dari dalam diri dan konsisten menjalankannya. Selain itu, aku menemukan bahwa salah satu jalan menyelesaikan masalah diri sendiri adalah dengan membantu orang lain. Oleh karena itu, untuk tahun 2019, aku mempunyai beberapa goals yang simpel tapi akan memiliki efek yang besar dalam hidupku.
Pertama, aku ingin rutin memasak makanan sendiri di rumah. Ini akan berdampak ke banyak aspek dalam hidupku, salah satunya mempersiapkan aku untuk jadi istri dan ibu rumah tangga yang baik kelak, cieee! Hahaha, aku masih single saat ini. Jadi, memasak untuk diri sendiri akan aku anggap sebagai salah satu latihan agar makin siap berumahtangga. Selain itu, memasak sendiri akan membuat pengaturan keuangan lebih terkontrol dan hemat. Dari faktor kesehatan, memasak sendiri membuat kita bisa terhindar dari junkfood dan berbagai bahan makanan tambahan yang berbahaya. Makanan yang sehat akan memberikan kita energi yang berlipat, kesehatan badan lebih terjaga, dan jadi lebih semangat mengejar impian lainnya.
Kedua, aku ingin lebih berinisiatif dalam berbagai hal. Misalnya, berinisiatif untuk lebih dulu menghubungi dan menanyakan kabar orangtua di kampung, berinisiatif menawarkan bantuan kepada rekan kerja, berinisiatif meminta maaf jika sedang bertengkar dengan kakak atau pun sahabat, bahkan berinisiatif to make the move dalam love relationship. Inisiatif ini membuat kita lebih aktif dan tidak hanya menunggu dengan pasrah untuk sesuatu hal terjadi dalam hidup.
Ketiga, aku ingin menerapkan minimalisme dalam seluruh aspek hidupku. Tahun 2018 kulalui dengan terlalu keras menargetkan diri sendiri untuk memiliki ini dan itu. Tahun 2019 ini, aku ingin menerapkan tidak penting memiliki banyak hal dalam aspek kuantitas apalagi jika tidak berdampak positif bagi hidup. Misalnya, aku sering beli buku hanya karena nama penulisnya terkenal atau cover-nya bagus. Padahal aku sedang tidak membutuhkan isinya. Jadilah buku-buku itu menumpuk di kamar dan tidak terbaca sampai tahun 2018 berlalu. Masih banyak contoh lainnya. Aku tidak ingin mengulanginya lagi di tahun 2019 ini.
Keempat, aku ingin mengurangi waktu bermain social media. Belakangan, social media memiliki daya tarik yang besar bahkan sampai menyita hampir 24 jam kehidupanku. Aku jadi abai dengan orang-orang di sekelilingku dan banyak membandingkan kehidupanku dengan kehidupan orang lain di social media. Tahun 2019 ini, aku ingin menguranginya dengan lebih banyak beraktivitas di rumah, di kantor, di lingkungan sekitar, dan berelasi secara langsung dengan orang-orang di sekitarku.
Aku tidak akan 100% meninggalkan social media karena manfaatnya juga besar. Aku bisa update soal kerjaan, pengetahuan, informasi terbaru, mendapatkan motivasi dan inspirasi, bahkan memulai bisnis sendiri lewat social media. Hanya perlu disiplin mengatur waktunya, misalnya membuka social media hanya saat jam 7 pagi saat di perjalanan ke kantor; jam 12 siang saat jam istirahat kantor; serta jam 8 malam atau setelah selesai makan malam dengan masing-masing waktu maksimal 15 menit saja.
Kelima, aku ingin menjadi volunteer. Menjadi relawan dalam aktivitas apapun akan mengasah kembali empati dan aspek sosial dalam hidup, serta makin meningkatkan hubungan spiritual dan sebagai bentuk ucapan syukur kepada Tuhan YME. Aku ingin menjadi relawan dalam bidang kemanusiaan ataupun pendidikan. Misalnya, dengan membantu anak-anak di daerah bencana atau memberikan motivasi dan membagikan wawasan agar anak-anak di pedalaman makin bersemangat dalam mencapai mimpi-mimpinya. Aku pun berasal dari kampung kecil di Sumatera Utara. Aku bisa mencapai titik hidupku saat ini salah satunya karena wawasan dan motivasi yang diberikan orang lain yang lebih dulu sukses mencapai mimpinya meskipun dia berasal dari kampung kecil.
Keenam, aku ingin menuntaskan tabungan dana darurat. Meskipun aku masih tergolong anak milenial dan single, tapi memiliki dana darurat akan menolongku di masa-masa sulit suatu saat nanti. Ini juga memotivasiku untuk lebih bijak mengatur keuangan. Secara tidak langsung, hal ini juga aku anggap sebagai salah satu persiapan untuk menjadi istri dan ibu. Dalam rumah tangga, peranan wanita sangat penting dalam mengatur pengeluaran keluarga dengan bijak. Tentunya, alah bisa karena biasa. Memiliki tabungan dana darurat juga akan membuatku lebih tenang sehingga lebih fokus dan bersemangat dalam bekerja dan beraktivitas di lingkungan sekitar.
Enam hal itulah yang aku ingin wujudkan di tahun 2019 ini. Secara tidak langsung, enam hal itu berimbas positif hampir ke seluruh aspek kehidupanku. Jadi, hal-hal lainnya akan mengikuti dengan sendirinya. Misalnya, semakin berinisiatif membuka komunikasi dan make the move dalam love relationship akan membuka peluang untuk menuju jenjang pernikahan di tahun 2019 ini. Contoh lainnya, tabungan dana darurat yang sudah terpenuhi membuat kita makin semangat menabung dan terbuka peluang untuk memulai bisnis sesuai passion. Masih banyak lagi.
Di atas itu semua, niat yang baik dan konsistensi adalah salah satu kunci penting untuk mewujudkan apapun goals dan resolusi yang ingin dicapai di tahun 2019. Tidak mudah pastinya, tapi harus tetap optimis dan semangat. Pasti akan bangga dan bersyukur rasanya saat tanggal 31 Desember 2019 nanti dapat menutup tahun dengan membuat daftar capaian yang sudah ditorehkan selama 2019. Yuk semangat, kita pasti bisa!