Cara hidup masyarakat Dayak dan Banjar yang sering berpindah-pindah membuat mereka menguasai teknologi pengawetan ikan. Metode pengawetan ikan yang paling khas dan adalah wadi, yaitu pengawetan ikan dengan proses fermentasi.
Ladies tentunya penasaran dengan pelaksanaan metode tersebut. Berikut akan dijelaskan tatacaranya sebagimana dilansir dalam laman budidaya-ikan.com
1-Potong-potong daging ikan seukuran separuh telapak tangan orang dewasa, kemudian taburi dengan garam dan diamkan selama sehari semalam.
Advertisement
2-Pada keesokan paginya, potongan ikan tersebut dicuci untuk menghilangkan garam yang ditaburkan di hari sebelumnya. Selanjutnya, potongan ikan itu direndam larutan gula aren selama sehari semalam.
3-Keesokan harinya, potongan ikan ditiriskan dan ditaburi lagi dengan irisan bawang putih, tujuannya agar ikan beraroma harum.
4-Kemudian potongan ikan tersebut dimasukkan ke dalam stoples. dan ditaburi dengan butiran beras berwarna coklat kekuningan. Butiran beras tersebut sudah menjalani serangkaian proses sebelumnya. Diawali dengan pencucian, penirisan selama semalam, disangrai hingga coklat kekuningan, da akhirnya beras tersebut digiling kasar.
5-Sekitar seminggu kemudian, potongan ikan yang sudah ditaburi beras tersebut telah menjadi wadi. Ikan hasil fermentasi yang baunya menyengat, namun lezat rasanya.
Perlu diketahui Ladies, bahwa satu kilogram ikan mentah kalau dijual harganya Rp 70.000. Sedangkan kalau sudah menjadi wadi, harganya bisa naik menjadi Rp 90.000 per kilogram.
Ladies tertarik mencobanya? Semoga bermanfaat dan selamat mencoba Ladies.
Oleh: Azizah Fadhilah