Zinah Menurut Pandangan Agama Kristen

Hayo Ladies, apakah Anda masih ingat dengan Tuhan dan agama ketika sedang menjalankan aktivitas biologis Anda? Wah, jangan lupa ya, bahwa seks merupakan anugrah yang diberikan oleh Tuhan kepada kita dengan maksud dan tujuan tertentu yang pastinya baik. Agama, yang dianggap sebagai pedoman hidup, juga turut andil bagian dalam memberikan pengertian yang sebenar-benarnya mengenai seks, seperti yang terlansir dari situs mfaisolfatawi.blogspot.com.

Zina , yang dalam artian paling sederhana, adalah kegiatan seks yang melibatkan pasangan lelaki dan perempuan yang belum terikat perkawinan. Dalam hal ini, agama Kristen juga mempunyai beberapa pengertian mengenai beberapa macam bentuk perzinahan, dan juga hukum yang mengaturnya.

Seperti yang terlansir kembali dari situs bimbingan.org, ada 4 macam aktifitas yang bisa dikategorikan sebagai bentuk perzinahan. Pertama, zinah perbuatan atau melakukan hubungan seksual dengan pasangan diluar pernikahan.

Kedua adalah zinah isyarat atau mengajak seseorang untuk berbuat zinah. Ketiga adalah zinah perkataan atau bercerita tentang hal cabul. Dan yang keempat adalah zinah pikiran atau memikirkan atau membayangkan adegan mesum.

Ada beberapa ayat didalam Alkitab yang juga mengatakan bahwa memandang perempuan dan bernafsu untuk memilikinya juga dapat dikategorikan sebagai suatu bentuk perzinahan. Suami yang dengan sengaja menceraikan istrinya untuk agar dapat bersama dengan wanita lain juga termasuk perzinahan.

Tidak heran Ladies kalau agama Kristen mengkategorikan zinah dari hal yang paling sederhana yaitu pikiran, karena menurut ajaran agama Kristen, keseluruhan tubuh yang kita miliki ini bukanlah milik kita sendiri melainkan juga merupakan bait Allah yang harus senatiasa dijaga kesuciannya.

Oleh sebab itu, perlu adanya penanggulangan aksi perzinahan, salah satunya adalah dengan memiliki pergaulan yang baik, karena seperti yang tertulis dalam satu ayat didalam Alkitab, pergaulan yang buruk dapat merusak pergaulan yang baik. Setuju, Ladies?

Oleh: Ardisa Lestari