Keberadaan fenomena ekshibisionisme disekitar kita memang menjadi gangguan bagi sebagian orang, khususnya kaum wanita, mengingat banyak kasus yang menyatakan wanita adalah yang paling sering menjadi korban. Menurut minddisorders.com, penderita gejala eksibisionism seperti itu jarang sekali melaporkan gangguan mental yang dialaminya. Hal itu menimbulkan kesan bahwa para penderita tidak menganggap kelainan yang dialaminya adalah sebuah gangguan mental.
Beberapa gangguan mental yang lebih sering Nampak dikehidupan kita sehari-hari adalah voyeurism dan pedophilia. Gangguan mental tersebut sangat sulit terdeteksi secara media tetapi beberapa orang mengakui keberadaanya. Banyak laporan yang menyebutkan juga bahwa para pelaku eksibisionisme rata-rata adalah lelaki dan mereka biasanya sudah berkeluarga. Wanitapun pernah dikabarkan menjadi eksibisionis tetapi hal itu jarang sekali terjadi.
Stereotype yang terbentuk dikalangan masyarakat adalah kebanyakan pelaku eksibisionis adalah lelaki tua, tetapi ternyata beberapa kasus mengungkap bahwa malah remaja diusia belasan dan awal dua puluhanlah yang paling banyak menjadi pelaku eksibisionis.
Advertisement
Hal itu disebabkan karena mungkin gejala gangguan mental, seperti eksibisionis yang muncul pada usia belasan, dan seperti penyakit gangguan paraphilia lainnya, gangguan mental jenis ini jarang sekali menyerang mereka yang sudah berusia lanjut. Hal ini semakin memperkuat dugaan bila hormon testosterone berperan penting dalam pembentukan karakter seorang eksibisionis, dimana kadar hormon ini sangat aktif di usia muda dan menurun di usia tua. Hmm quite clear Ladies?
Oleh: Ardisa Lestari
(vem/riz)