Wanita pada zaman Yunani kuno sering dianggap tak penting. Akan tetapi, lain halnya dengan Dewi Athena, dewi perang, kesejahteraan dan juga seni, yang sangat dijunjung tinggi oleh masyarakat Yunani kuno.
Dilansir dari angelfire.com, masyarakat Yunani kuno khususnya warga Athena ,membangun kuil yang dinamai Parthenon sebagai bentuk penghormatan mereka kepada dewi tersebut. Sangat kontras dengan kondisi wanita pada zaman itu yang nyaris tak memiliki hak apapun dalam banyak aspek.
Mereka tidak diijinkan untuk ikut berpartisipasi dalam bidang pemerintahan, bahkan tidak boleh menonton Olympic games. Lomba balap kereta tempur merupakan satu-satunya hiburan yang bisa mereka lakukan, itupun kalau wanita-wanita tersebut memiliki kuda pribadi.
Advertisement
Sebagian besar masyarakat Yahudi zaman dahulu selalu mempekerjakan budak atau pembantu di rumahnya. Hanya keluarga miskin saja yang mengharuskan sang istri menanggung semua beban pekerjaan rumah tangga. Upacara pernikahan, keagamaan dan pemakaman adalah beberapa acara atau festival yang paling sering mengikutsertakan wanita sebagai peserta utamanya.
Thesmophoria adalah festival keagamaan yang mengharuskan kaum wanita berpartisipasi penuh di dalamnya. Wanita yang diharuskan ikut adalah wanita yang sudah menikah dan laki-laki sangat dilarang mengikuti upacara ini. Para wanita tersebut kemudian diharuskan untuk mempersiapkan persembahan dan korban bagi para dewa dewi.
Upacara keagamaan yang lain adalah yang memerlukan peran penuh wanita adalah Haloa, di mana upacara tersebut dirayakan untuk melindungi musim menabur benih. Korban yang mereka buat akan dipersembahkan untuk dewa Demeter dan putrinya Kore, dan juga dewa laut Poseidon.
Oleh: Ardisa Lestari
(vem/riz)