Varian orientasi seksual yang satu ini memang unik. Di satu sisi, banyak budaya dan ajaran agama yang melarang perkembangannya, namun pada sisi lain, fenomena ini hampir selalu muncul dalam berbagai lipatan kebudayaan di dunia.
Di jepang, homoseksualitas dikenal sebagai nanshoku, yang makna harafiahnya adalah “warna-warna lelaki”. Menurut japanhistory.com, kanji untuk nanshoku ini diambil dari karakter kanji China yang bermakna sama, yang artinya masyarakat China kuno pun mengenal hal yang serupa. Banyak sumber yang menyebutkan tentang keberadaan tradisi nanshoku ini, baik berupa literatur maupun lukisan. Namun, kebanyakan sumber-sumber tersebut mengungkapkannya dengan teramat halus hingga kebenarannya menjadi agak susah dipercaya.
Akan tetapi, jumlah literatur yang mengangkat nanshoku ke permukaan menjadi semakin banyak ketika zaman periode Heian, yang diperkirakan berlangsung sekitar abad ke 11 Masehi. Bahkan, hal tersebut termuat dalam Genji Monogatari, yang disebut-sebut sebagai novel pertama di dunia.
Advertisement
Dalam Kisah Genji tersebut, diceritakan bahwa Genji, sang hero pada novel itu, menolak tawaran seorang “Lady” yang terhormat untuk bermalam dengannya. Sebaliknya nih Ladies, tanpa di duga Genji memilih untuk tidur dengan adik laki-laki sang Lady tersebut. Dikisahkan bahwa Genji menarik sang anak laki-laki itu mendekat ke arahnya, dan menurut salah satu sumber, ia menemukan bahwa anak laki-laki tersebut lebih menarik daripada kakak perempuannya yang dingin tersebut. kalau Genji sang penguasa saja bertindak demikian, rakyatnya tentu beranggapan bahwa homoseksualitas itu legal-legal saja ya, Ladies.
Oleh: Adienda Dewi S.
(vem/riz)