Peranan laki-laki dan perempuan kerap kali dipisahkan dalam kehidupan sosial dan bermasyarakat. Pemisahan peranan berdasarkan gender ini biasanya ditetapkan berdasarkan kekuatan fisik dan hal-hal menyangkut seksualitas seperti kemampuan untuk melahirkan, membuahi, dan menstruasi. Nah, masyarakat Hawaii kuno mempunyai pandangan yang sedikit berbeda tentang peranan perempuan dan laki-laki dalam hal seksualitas nih Ladies.
Dijelaskan melalui hawaiian.edu, anak-anak lelaki dan perempuan akan belajar mengenai peran yang sesuai dengan gender mereka pada umur 4-6 tahun. Baik laki-laki maupun perempuan akan mendengarkan ceramah, lagu-lagu, dan cerita yang memiliki pandangan positif akan seksualitas. Menginjak masa pubertas, anak lelaki dan perempuan ini akan didukung untuk melakukan eksplorasi seksual dengan sesamanya.
Menariknya nih Ladies, anak perempuan akan belajar dari tetua wanita yang mengasuh mereka, untuk mengapresiasi seks dan belajar untuk menginginkannya. Ya, hal terpenting yang diharapkan pada seorang wanita di Hawaii kuno adalah melahirkan seorang anak, dan hal tersebut mencakup cara untuk menggoda seorang pria.
Advertisement
Untuk bisa menghasilkan keturunan, seorang wanita harus lebih aktif secara seksual daripada pria. Jadi, femininitas yang pantas dalam masyarakat ini adalah menyanyi, menari, dan hal-hal lain yang mendukung seksualitas seorang wanita. Tidak jarang, perempuan juga lah yang mengkomposisikan lagu tradisional untuk menamai organ genital dan pujian-pujian untuknya, dan menyanyikan lagu yang berlirik erotis dan sensual tersebut. Hula dance yang Anda kenal pun, tidak lepas dari nilai sensualtitas ini lho, Ladies.
Oleh: Adienda Dewi S.
(vem/riz)