Ladies, bisa dibilang bahwa agama adalah salah satu hal yang membatasi pendidikan seksual bagi banyak kalangan, terutama para remaja dan dewasa muda. Karena pendidikan seksual dianggap tabu, maka remaja dan dewasa awal dibiarkan untuk mencari tahu secara mandiri.
Menurut hivos.org, pendidikan seksual “mandiri” yang dilakukan oleh para remaja dan dewasa awal ternyata malah membangkitkan kebingungan dalam diri mereka. Pasalnya, mereka tidak mengetahui mana yang benar dan mana yang salah, sehingga sebagian besar info yang mereka terima hanyalah mitos semata.
Lebih buruknya lagi, materi tentang pendidikan seksual tidak dibahas sama sekali dalam beberapa sekolah. Pendidikan seksual seperti reproduksi dan kesehatan alat kelamin sering mendapatkan interpretasi yang salah.
Advertisement
Sehubungan dengan kurangnya pendidikan seksual yang didapatkan oleh para remaja dan dewasa awal, kehamilan remaja menuai angka yang tinggi. Untungnya, pemerintah kemudian tanggap dalam menghadapi survey ini, dan memasukkan Sexual and Reproductive and Rights (SRHR) dalam kurikulum.
Ladies, memberikan pendidikan seksual terhadap anak-anak dan adik-adik kita bukanlah hal yang tabu. Mereka perlu tahu. Seperti kata pepatah, lebih baik mencegah daripada mengobati.
Tidak hanya itu, Ladies. Kita juga harus pandai membungkus pendidikan seksual agar sesuai dengan umur anak dan adik kita, dengan agama yang kita anut. Dalam Islam contohnya, memberikan pengertian bahwa sex pranikah merupakan dosa besar tidaklah cukup. Oleh sebab itu, memberikan pengertian dan contoh negative juga akan membantu.
Oleh: Nastiti Primadyastuti
(vem/riz)