Ladies, apakah Anda pernah mendengar istilah erotophobia? Kalau belum, ayo cari tahu. Istilah ini memang masih sangat baru di telinga kita, walaupun sudah ada sejak tahun 1980an.
Menurut situs Wikipedia.org, erotophobia adalah sebuah keadaan individu yang mengacu pada bagaimana seseorang merespon sexual clues, dan dalam kasus ini, seseoran merespon sex clues secara negative.
Seperti morfologi kata erotophobia, Eros yang berarti cinta, dan Phobos yang berarti rasa takut, erotophobia memiliki arti “negative sex”.
Advertisement
Ada banyak manifestasi ide dalam erotophobia ini. Baik dalam segi cultural atau individual, ad abanyak bentuk ketakutan terhadap sex, seperti contohnya ketakutan terhadap nudity, homophobia, pendidikan seksual, bahkan hubungan seksual.
Secara klinikal, erotophobia didescripsikan sebagai ketakutan terhadap objek seksual, baik benda maupun manusia. Rasa ini membatasi seseorang untuk menumbuhkan keinginan untuk berhubungan seksual. Parahnya, mereka tidak mampu menikmati seks sama sekali.
Secara psikologi, erotophobia dideskripsikan sebagai expresi yang menunjukkan rasa bersalah dan ketakutan terhadap seks. Para erotophobic jarang membicarakan seks, dan akan bereaksi negative bila mendengarkan cerita seks. Selain itu, mereka juga jarang berhubungan seks, dan hanya menyukai seks secara tradisional saja.
Secara politis, erotophobia juga identik dengan homophobic, dimana seseorang takut dan benci terhadap homoseksualitas. Berkaitan dengan hal tersebut, maka John Ince dalam bukunya menyebutkan bahwa masyarakat demokrasi murni adalah masyarakat yang mampu mengatasi homophobia didalm masyarakat itu sendiri.
Oleh: Nastiti Primadyastuti
(vem/riz)