Penyimpangan seks remaja sering sekali terjadi ahir akhir ini. Banyak sekali kasus remaja putri hamil diluar nikah, aborsi, bahkan pembunuhan yang disebabkan karena adanya kehamilan yang tidak diinginkan. Kasus-kasus itu terjadi salah satunya karena kelalaian orang tua. Para remaja kurang mendapat pengawasan dari orang tuanya sehingga mereka dengan mudahnya melakukan penyimpangan-penyimpangan seks itu.
Pelaku seks itu seringnya adalah anak anak yang kurang mendapat perhatian orang tua, yang orang tuanya terlalu sibuk atau mungkin berasal dari keluarga broken home. Namun, sungguh memprihatinkan, ada beberapa kasus yang dilakukan oleh santri pesantren atau mantan santri pesantren. Seperti dilansir dari annunaki.me, sesama santri pesantren yang mengerti tentang agama dan diharapkan bertingkah laku baik malah melakukan penyimpangan seksual layaknya remaja-remaja lain.
Menurut psikologizone.com, hal ini bisa saja terjadi karena sifat dasar para santri sebagai remaja. Remaja memiliki rasa ingin tahu yang besar. Mereka berusaha mencari jawaban dari pertanyaan pertanyaan di kepala mereka. Mereka mencarinya dari berbagai tempat. Dari buku, internet atau dari teman teman mereka. Selain memiliki rasa ingin tahu yang amat besar santri juga ingin mencoba banyak hal.
Advertisement
Jika pergaulan mereka dengan sesama jenis dibatasi selama di pesantren, saat mereka memiliki kesempatan yang lebih banyak untuk bercengkarama dengan lawan jenis di luar pesantren mereka berusaha mempraktekkan pengetahuan yang telah mereka dapat dan rasa keingintahuan mereka yang selama ini terpendam.
Oleh: Siti Alfiyah
(vem/riz)