Ladies, seperti yang pernah kita bahas sebelumnya, dalam Serat Nitimani, dibahas mengenai hubungan seksual yang dipandang sebagai hal yang sakral yang harus dilakukan sesuai dengan etika dan norma yang berlaku. Serat ini selanjutnya dijadikan sebagai bahan ajar dan pemahaman terkait seks yang benar sesuai dengan etika dan norma yang ada untuk menciptakan keharmonisan antara manusia dengan manusia ataupun manusia dengan alam.
Pemahaman yang benar inilah yang nantinya akan menuntun manusia untuk melakukan hubungan seksual yang benar yang tidak mengganggu keselarasan kehidupan.
Berikut ini merupakan beberapa kutipan dari Serat Nitimani, di mana hubungan seksual yang baik adalah bagian dari pembentukan moral yang tinggi sebagaimana dilansir sosbud.kompasiana.com.
Advertisement
“Yen cecegah, den betah gonira ngampah, nganggah-anggah, yeku pakarti luamah” (Cegahlah nafsu birahi yang meluap-meluap tak terkendali karena itu tindakan bengis)
“Lamun harda, sampun dadra murang krama, mrih widada, pakartine kang utama” (Ketika keinginan datang, jangan meninggalkan aturan etika, itulah perbuatan luhur)
“Lamun tandhing, marsudya ing tyas ening, namrih ering, kang supadi tan kajungking” (Ketika bertanding, berusahalah untuk tenang dan kalem, agar ingat dan tidak kalah)
“Yen anglaras, penggagas aja sampun kabrangas, dimen awas, ing pamawas datan tiwas” (Ketika menikmati, jangan sampai lena, tetap terkendali biar pikiran dan nurani tidak mati)
“Lamun gela, jroning nala sampu daga, sengadiya, langkung condong ing wardaya, pamrihira, kang pinanduk tan legawa” (Apabila tidak puas, dalam hati jangan kecewa, terimalah dengan kesabaran agar tidak terulang lagi)
Selain itu, kepercayaan akan adanya doa dan mantra saat berhubungan seksual juga dibahas dalam serat ini. Lebih dari itu, dijelaskan pula bahwa Asmaragama atau ilmu asmara merupakan sarana untuk mengetahui asal mula manusia, agar manusia mengetahui dari mana asal kehidupannya sehingga mempunyai tujuan hidup untuk menciptakan harmoni kehidupan dan perilaku hidup yang sempurna.
Dalam masyarakat Jawa, seks adalah hal yang sakral dan erat kaitannya dengan kekuasaan Tuhan sebagai jembatan menuju kehidupan yang baru. Semoga bermanfaat dalam menambah wawasan Anda, Ladies.
Oleh: Rya Ay
(vem/riz)