Berbicara tentang seks dan kriminalitas, tentu banyak sekali hal yang melintas di pikiran Ladies. Mungkin Anda jadi memikirkan kasus-kasus yang pernah heboh di jaman dulu hingga sekarang, atau mungkin juga Anda jadi memikirkan nasib para korban yang kini menjadi saksi hidup. Bagaimanapun, tindakan pelaku kejahatan seksual tidak bisa dibenarkan dengan alasan apapun.
Tahukah Anda tentang beberapa mitos yang ada di masyarakat mengenai sex offenders ini? Berikut abcnews.go.com merangkumnya untuk Anda.
1. Sebagian besar pelaku tindak kejahatan seksual adalah orang asing bagi korbannya
Hal ini dipatahkan oleh fakta bahwa sebagian besar pelaku adalah orang dekat korban, bisa paman, mantan suami, suami sendiri, atau orang tua. Sebuah survey pada tahun 1998 yang dilakukan oleh National Violence Against Women Survey menampilkan hasil bahwa 76% korban pemerkosaan wanita memiliki hubungan dekat dengan pelakunya (suami, mantan suami, teman kencan).
2. Sebagian besar pelaku tindak kejahatan akhirnya tertangkap dan diadili
Faktanya, korban yang mengalami tindakan kejahatan seksual dari orang dekatnya malah enggan melaporkan tindakan tersebut. Hal ini menjadikan prosentase tersangka tindak kejahatan seksual yang diadili sebetulnya malah lebih sedikit dari yang masih berkeliaran bebas di luar sana, baik yang sudah tobat maupun belum.
Advertisement
Dua mitos di atas adalah mitos yang paling banyak dibicarakan oleh masyarakat sekarang ini. Jadi, bagaimana? Masih mempercayai anggapan kosong yang ada di masyarakat tentang pelaku kejahatan seksual?
Oleh: Mazhi
(vem/riz)