Sukses

Lifestyle

Perbedaan Pernikahan Adat Solo dan Jogjakarta [Part II]

Ladies, masih ingat apa saja perbedaan pernikahan adat Solo dan Jogjakarta ? Ya, di artikel sebelumnya, kita sudah mengetahui beberapa perbedaan di antara keduanya. Di artikel ini yuk kita intip lagi apa saja perbedaan antara adat Solo dan Yogyakarta.

Melanjutkan dari artikel sebelumya, merujuk dari dari ndrespati.com dan dagoeng.com, dalam proses terakhir pelaksanaan Panggih yang terakhir, pengantin wanita dalam adat Solo diselimuti oleh sindur oleh ibunya, kemudian menuju pelaminan dipandu oleh ayah dari pengantin wanita pula. Sedangkan dalam adat Yogyakarta, pengantin langsung ke pelaminan dengan didampingi kedua orangtua mempelai wanita.

Pada prosesi Kacarkucur, terdapat juga beberapa perbedaan yang mencolok. Pada pernikahan adat Solo, terdapat upacara timbangan (di mana saat ayah dari pengantin wanita memangku kedua mempelai di pelaminan, yang menandakan bahwa kedua mempelai sama-sama disayangi oleh orangtuanya), upacara tandur (di mana saat ayah pengantin wanita mendudukkan kedua mempelai di pelaminan, menandakan bahwa pernikahan mereka mendapat restu), upacara dhahar klimah (di mana saat kedua pengantin makan sendiri-sendiri), dan juga upacara minum rujak degan.

Sedangkan dalam pernikahan adat Yogyakarta, tidak ditemui upacara timbangan, namun terdapat upacara Tampa Kaya (di saat pengantin wanita menerima barang-barang dari pengantin pria, melambangkan bahwa suami taidak boleh picik), upacara Dhahar Klimah (namun kali ini, hanya pengantin wanita yang makan), dan tidak ada upacara minum degan.

Terdengar menarik ya ladies? Meskipun terletak di wilayah geografis yang sama, ternyata Solo dan Yogyakarta memiliki perbedaan yang jelas. Bagaimana dengan daerah Anda sendiri?

Oleh : Clara Marhaendra Wijaya

(vem/ver)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading