Pencabulan di Pesantren? Memangnya, Ada? Ladies, jangan menutup mata. Setan di jaman ini tampaknya sudah bisa menjamah segala profesi dan tempat! Tak tanggung-tanggung, profesi mulia guru dan tempat sesuci pesantren pun tak luput dari perbuatan-perbuatan bejat.
Dari tahun 2008 hingga 2013, tepatnya bulan Februari kemarin banyak lho kasus pelanggaran asusila yang terjadi di pesantren.
Di Jawa Tengah saja disinyalir terdapat 85 wanita korban kekerasan seksual di lingkungan pesantren dari tahun 2009 hingga tahun 2012. Data ini diperoleh dari icrp-online.org.
Advertisement
Di situs lain, kompasiana.com, dituliskan juga bahwa ada seorang ustadz yang menyodomi santrinya selama 9 tahun, dilakukan sejak tahun 2001 dan baru terungkap pada tahun 2010.
Kira-kira modus apa ya yang dipakai oleh si pelaku? Kenapa kebanyakan korban tak langsung melaporkan tindakan pencabulan yang dialami?
Berdasarkan keterangan Direktur Legal Resources Center untuk Keadilan Jender dan HAM Jawa Tengah, Fatkhurozi, banyak korban takut melapor karena pelaku pelanggaran asusila menipu dan mengancam korbannya menggunakan dalil agama.
Pada kasus pelecehan seksual oleh ustadz yang kita bahas tadi, dituliskan bahwa korban mau dicabuli karena si pelaku menjanjikan berkah dan kesuksesan bagi si korban. Kok bisa, ya? Sungguh mengagetkan, bukan?
Jadi, modus para pelaku pelecehan seksual, pencabulan, dan pemerkosaan di lingkungan pesantren kebanyakan memakai modus dalil agama dalam melakukan tindakannya. Modus tersebut ada yang berupa menakut-nakuti dan berujung pada pemaksaan, dan ada yang berupa menjanjikan berkah dan kesuksesan pada si korban.
Oleh: Sahirul Taufiqurrahman
(vem/riz)