Kasus perkosaan sepertinya sudah tidak pandang bulu lagi. Hal ini bisa terjadi Diana saja dan kapan saja, termasuk di Pesantren. Di tempat yang seharusnya dijadikan tempat mengajarkan agama pada santri dan santriwatinya ini malah sering terjadi kasus yang serupa. Pelakunya bahkan sering kiai yang dijadikan panutan di pesantren tersebut. Hal seperti ini pernah terjadi di Blitar, Jawa Timur.
Diceritakan dalam tribunnews.com, suatu hari seorang gadis bernama menik (nama samaran) dititipkan oleh orang tuanya di sebuah pesantren di kecamatan Talun, Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Menik yang berasal dari keluarga tidak mampu dan hanya merupakan lulusan SD dititipkan langsung ke kiai dari pesantren tersebut agar orang tuanya tidak perlu membayar biaya pesantren yang bagi mereka cukup tinggi itu.
Menik pun diterima baik di rumah kiai tersebut. Di samping mengaji, ia pun sedikit bantu-bantu di rumah tersebut sebagai balas budi karena ia diberikan kesempatan untuk menuntut ilmu di pesantren tersebut. Namun ternyata, menurut yang diutarakan dalam id.berita.yahoo.com, Menik harus melayani juga nafsu birahi dari kiainya sendiri.
Advertisement
Beberapa kali Menik dipaksa untuk melakukan hubungan layaknya suami istri ini dengan kiainya tersebut. Paling tidak sudah sebanyak 11 kali Menik terpaksa mengikuti kemauan bejat kiainya itu. Karena sudah tidak betah lagi berada di pesantren tersebut, Menik kemudian memutuskan untuk kembali ke rumahnya dan tidak mau lagi ke pesantren itu lagi apapun keadaannya.
Oleh: Meilia Hardianti
(vem/riz)