Jika di Indonesia hadiah seserahan akan sepenuhnya menjadi milik mempelai wanita, lain halnya di China. Masyarakat China mempunyai tradisi untuk mengembalikan beberapa isi seserahan pernikahan plus beberapa hadiah kecil pada pengantin pria, lho. Wah, mengapa ya?
Ternyata, seperti yang dijelaskan oleh leknot.com, pengembalian beberapa barang seserahan ini dilakukan untuk menghindari kesan bahwa keluarga sang mempelai wanita ‘menjual’ putrinya sendiri untuk ditukar dengan berbagai macam materi dan uang seserahan.
Selain itu, tradisi mengembalikan sebagian isi seserahan ini juga dipandang sebagai sikap yang rendah hati. Seperti yang sudah sering disebutkan Ladies, hantaran seserahan mempelai pria di China ini memang sangat banyak, sehingga dianggap sudah sepantasnya keluarga mempelai wanita mengembalikan beberapa agar tidak terlihat tamak dan rakus.
Advertisement
Benda-benda yang dikembalikan ini juga mempunyai nilai filosofis sendiri, lho. Misalnya saja, pada orang-orang Kanton, keluarga mempelai wanita akan mengembalikan sepasang akar bunga teratai pada mempelai pria. Nah, hal tersebut menyimbolkan kemakmuran keturunan yang diharapkan oleh pasangan muda itu serta umur panjang bagi keduanya dan anak-anak mereka kelak.
Terkadang, sepasang dari dua pasang lilin naga dan phoenix juga akan dikembalikan bersama sejumlah hantaran lainnya. Uniknya, dua buah lilin phoenix-lah yang akan dikembalikan kepada mempelai pria, sedangkan kedua buah lilin naga pasangannya tetap disimpan oleh keluarga mempelai wanita. Hal ini dikarenakan, dalam kehidupan berumah tangga, naga berperan sebagai energi ‘yang’ dan menyimbolkan maskulinitas, sementara burung phoenix menyimbolkan energi ‘yin’ dan femininitas.
Dalam prosesi pengembalian seserahan ini, keluarga mempelai wanita juga akan menambahkan beberapa hadiah kecil seperti dompet, sabuk, atau arang. Jadi, salah satu inti dan makna utama dari ritual pengembalian seserahan ini adalah, kedua keluarga saling membagi kemakmuran dan keberuntungan dengan porsinya masing-masing. Menarik juga ya, Ladies.
Oleh: Adienda Dewi Saraswati
(vem/ver)